Covid-19 Belum Reda, Jokowi Tambah Pusing karena Invasi Rusia

CNN Indonesia
Sabtu, 12 Mar 2022 14:38 WIB
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dunia menghadapi situasi yang tidak bisa diprediksi.
Presiden Joko Widodo. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengaku pusing menghadapi revolusi industri 4.0, pandemi Covid-19, ditambah perang yang sedang terjadi di Ukraina.

Demikian disampaikan Jokowi dalam kata sambutan di Sidang Terbuka Senat Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jumat (11/3).

"Tambah pusing kita semuanya. Semua negara tambah pusing, semuanya. Pusingnya belum reda, tambah lagi ada perang, sudah bertubi-tubi," kata Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jokowi juga menyinggung penjelasan Menteri Keuangan yang sebelumnya memberikan gambaran betapa sulitnya mengelola keuangan dalam situasi yang sangat saat ini.

Ia menambahkan, tidak hanya Indonesia tapi semua negara merasakan situasi sulit ini. Disrupsi kronis akibat revolusi industri 4.0. membuat semua negara tergagap-gagap. Lalu, dihantam lagi situasi yang tidak terduga.

Jokowi juga bercerita, dirinya ditelpon Kanselir Jerman Olav Skos dua hari lalu. Gambaran percakapan itu sekiranya seperti suasana yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Kemarin siang Jokowi juga ditelpon Perdana Menteri Kishida dari Jepang. Di mana Perdana Menteri itu menyampaikan hal yang sama.

"Pandemi yang belum rampung, kemudian ada tambahan perang sehingga semuanya menjadi sulit diprediksi, sangat sulit diprediksi," jelas Jokowi.

Jokowi juga menyebut berbagai hal yang dulu tidak kita perkirakan muncul semuanya. Contohnya kelangkaan energi yang dialami semua negara saat ini. Perang yang terjadi membuat harga-harga naik. Lipat.

Kita tahu 2020 minyak harganya hanya berkisar $60 per barel. Sedangkan hari ini kira-kira $115 di mana minggu lalu sempat menyentuh angka $130.

"Semua negara harga jualnya ke masyarakat sudah naik juga, kita di sini masih nahan-nahan. Bu Menteri saya tanya gimana Bu tahannya sampai berapa hari ini? Kita nahan nahan terus," terang Jokowi.

Selain itu, beberapa negara sudah mulai terjadi kelangkaan pangan. Harga pangan dunia naik semuanya. Indonesia terkena imbas kenaikan gandum dan kedelai dunia.

"Gandum naik. Kita kena imbas. Kedelai dunia naik. Tambah perang ini, gandum karena hampir 20 persen lebih gandum dari Ukraina dan Rusia naik sangat drastis," imbuhnya.

Beberapa kali sebelumnya, Jokowi sudah menyerukan penghentian perang di Ukraina. Namun, sampai berita ini ditulis gencatan senjata masih terjadi di Eropa sana.

(pop/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER