Covid-19 masih terus bermutasi dan melahirkan varian baru. Baru-baru ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasi temuan varian anyar yang merupakan gabungan dari Delta dan Omicron. Adapun pemerintah mengklaim sejauh ini Indonesia belum mengidentifikasi varian tersebut.
Di tengah perkembangan varian Covid-19 global itu, jumlah konfirmasi kasus Covid-19 harian menunjukkan tren penurunan. Namun demikian, tren kasus kematian masih tinggi dan konsisten di atas 200 kasus dalam beberapa pekan terakhir.
CNNIndonesia.com telah merangkum peristiwa dan informasi perihal perkembangan kasus covid-19 di Indonesia dalam 24 jam terakhir, sebagaimana berikut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim mutasi varian Deltacron belum ditemukan di Indonesia. Varian yang diketahui telah terdeteksi di sejumlah negara Eropa seperti Prancis, Denmark, dan Belanda ini merupakan gabungan mutasi dari varian Omicron dan Delta.
"Varian Deltacron belum ditemukan ya," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada CNNIndonesia.com, Minggu (13/3).
Nadia mengatakan pemerintah terus berupaya mengawasi pintu masuk Indonesia guna meminimalisir persebaran varian-varian baru. Ia menyebut pemerintah juga bakal memperkuat pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) dalam mengidentifikasi varian baru.
Lihat Juga :![]() Update Corona 13 Maret 2022 Positif Covid-19 RI Tembus 11.585 Kasus, Kematian 215 Orang |
Sejumlah ahli meminta dunia tidak terlalu khawatir soal temuan mutasi virus Covid-19 Deltacron yang merupakan mutasi dari varian Omicron dan Delta. Hal itu mereka sampaikan lantaran hingga saat ini belum ditemukan bukti-bukti valid bahwa varian ini bisa berkembangbiak secara cepat.
Ahli virus di Institut Pasteur Etienne Simon-Loriere menambahkan hasil dari karakteristik virus sementara yang diidentifikasi melalui pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) oleh para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis ini tidak menunjukkan tanda-tanda penyebab munculnya fase baru pandemi.
Adapun hasil penelitian mengenai mutasi ini diunggah di jurnal medRxiv pada Selasa (8/3), dan belum mendapatkan tinjauan dari dunia ilmiah (peer review).
"Permukaan virusnya sangat mirip dengan Omicron, sehingga tubuh akan mengenalinya seperti mengenali Omicron," kata Simon Loriere.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyuarakan rasa frustrasi karena hanya sedikit orang yang pada awalnya percaya ada Covid-19. WHO bersikeras peringatan terkait Covid-19 sebenarnya datang enam minggu sebelumnya. Hal itu disampaikan menandai tahun kedua Covid-19 pada 11 Maret 2022.
Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan dunia dirasuki dengan kata pandemi. Menurutnya, peringatan awal di bulan Januari jauh lebih penting dibanding pengumuman di bulan Maret.
"Peringatan di bulan Januari jauh lebih penting daripada pengumuman di bulan Maret," katanya, seperti dikutip dari France 24.
"Apakah Anda ingin peringatan mengatakan bahwa Anda baru saja tenggelam, atau apakah Anda ingin peringatan yang mengatakan bahwa banjir akan datang?" imbuhnya.
Capaian vaksinasi per Minggu (13/3) Pukul 12.00 WIB, tercatat sebanyak 193.400.494 orang telah menerima suntikan dosis pertama. Sementara itu, 151.378.726 orang juga telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin.
Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang sudah menyentuh 92,86 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 72,69 persen.
Pemerintah mencatat jumlah penambahan kasus harian warga yang positif terinfeksi virus corona bertambah 11.585 kasus pada hari in, Minggu (13/3). Sementara penambahan kasus sembuh sebanyak 25.854 kasus, dan 215 kasus meninggal baru.
Sehingga secara kumulatif, sebanyak 5.890.495 rang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu sebanyak 5.395.433 orang dinyatakan pulih, 342.896 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 152.166 orang lainnya meninggal dunia.