Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim mutasi Covid-19 Deltacron belum ditemukan di Indonesia. Varian yang diketahui telah terdeteksi di sejumlah negara Eropa seperti Prancis, Denmark, dan Belanda ini merupakan gabungan mutasi dari varian Omicron dan Delta.
"Varian Deltacron belum ditemukan ya," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada CNNIndonesia.com, Minggu (13/3).
Nadia mengatakan pemerintah terus berupaya mengawasi pintu masuk Indonesia guna meminimalisir persebaran varian-varian baru. Ia menyebut pemerintah juga bakal memperkuat pemeriksaan Whole Genome Sequences (WGS) dalam mengidentifikasi varian baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Per 7 Maret 2022, Kemenkes telah melakukan pemeriksaan terhadap 20.567 spesimen warga yang terkonfirmasi Covid-19. Pemeriksaan WGS dilakukan secara acak dan menyasar golongan tertentu, seperti kasus Covid-19 dari kedatangan luar negeri, hingga kontak erat kasus varian tertentu.
"Ini akan menjadi kewaspadaan, karena kita tahu varian baru memang akan berpotensi untuk terjadinya peningkatan kasus," imbuhnya.
Lebih lanjut, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 ini juga memastikan pemerintah akan terus menggenjot program vaksinasi Covid-19 di Indonesia agar proteksi tambahan pada seluruh masyarakat dapat tercapai.
Capaian vaksinasi Indonesia per Minggu (13/3) Pukul 12.00 WIB, tercatat sebanyak 193.400.494 orang telah menerima suntikan dosis pertama. Sementara itu, 151.378.726 orang juga telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin.
Dengan demikian, target vaksinasi pemerintah dari total sasaran 208.265.720 orang sudah menyentuh 92,86 persen dari sasaran vaksinasi yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 72,69 persen.
"Dan bukan hanya vaksin primer yang kita kejar. Tetapi, vaksin booster yang juga sudah diberikan atau ditujukan dengan sasaran 208 juta ini juga PR yang harus segera diselesaikan kalau kita segera ingin mengakhiri pandemi," ujar Nadia.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini telah mengkonfirmasi temuan varian Deltacron. Varian ini pertama kali diidentifikasi melalui pemeriksaan WGS oleh para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis.
Lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) juga telah mengumumkan temuan Deltacron melalui situs resminya. GISAID menyebut analisis sementara memberikan informasi bahwa Deltacron diturunkan dari garis keturunan GK/AY.4 dan GRA/BA.1.
Namun demikian, sejumlah ahli meminta dunia tidak terlalu khawatir soal temuan mutasi virus baru Deltacron, lantaran hingga saat ini belum ditemukan bukti-bukti valid bahwa varian ini bisa berkembang biak secara cepat.