Diduga Avian Influenza, 1.000 Burung Dipulangkan ke Afsel-Malaysia

fnr | CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 04:16 WIB
Lebih dari 1.000 ekor burung dikirim balik Bea Cukai ke Afrika Selatan dan Malaysia lantaran diduga membawa wabah flu burung.
Ilustrasi penanganan flu burung. (Foto: AP/Channi Anand)
Medan, CNN Indonesia --

Lebih dari 1.000 ekor burung asal Afrika Selatan dan Malaysia dipulangkan ke negara asalnya karena diduga membawa wabah flu burung alias avian influenza.

Burung-burung tersebut diimpor oleh CV Lestari Alam Semesta dan tidak mengantongi kelengkapan dokumen kekarantinaan.

"Pada hari ini, burung-burung impor tersebut sudah dipulangkan kembali ke Afrika Selatan dan Malaysia," kata Kepala Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Medan Lenny Hartati Harahap, di Medan, Selasa (15/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan analisis risiko serta pemeriksaan dokumen kekarantinaan, BKP menemukan importasi burung dari Malaysia tidak dilengkapi Health Certificate.

"Burung-burung dari Malaysia itu juga bukan berasal dari unit usaha yang telah diregister oleh SK Menteri Pertanian Nomor 756 Tahun 2018 tentang penetapan premises sebagai unit usaha pemasukan burung komersial dari Malaysia ke dalam wilayah NKRI," jelasnya.

Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Medan sempat melakukan penahanan terhadap burung-burung asal Malaysia. Akan tetapi, sampai dengan batas waktu yang sudah ditentukan secara aturan, yakni selama 14 hari, pihak importir belum juga dapat melengkapi persyaratan kekarantinaannya.

"Karena itu Karantina Medan kemudian memutuskan untuk memulangkan burung-burung asal Malaysia itu," terangnya.

Senada, burung-burung yang berasal dari Afrika Selatan juga tidak memiliki kelengkapan dokumen kekarantinaan. Tak hanya itu, impor burung tersebut juga terganjal Surat Edaran (SE) Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor B-1860/KR.120/K/12/2020.

Aturan ini menginstruksikan tindakan karantina penolakan terhadap pemasukan unggas dan produk unggas segar yang dimasukkan dari Afrika Selatan berdasarkan perkembangan informasi dari Immediate Notification OIE pada 13 November 2020 tentang Kejadian Highly Pathogenic Avian Influenza (H7) di Afrika Selatan.

Afrika Selatan saat ini dilanda wabah Highly Pathogenic Avian Influenza atau flu burung ganas. Penyakit ini tergolong dalam Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Golongan 1 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa.

Wabah itu menginfeksi hewan unggas yang dapat mengakibatkan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan kematian pada unggas. Tak hanya itu, virus ini juga bisa menginfeksi manusia karena penyakit ini bersifat zoonosis (dapat menular dari hewan ke manusia).

Infografis - Fakta Omicron Varian Baru CovidInfografis - Fakta Omicron Varian Baru Covid. (Foto: CNNIndonesia/Astari Kusumawardhani)

Balai Karantina Kelas II Medan dan Bea Cukai Bandara Kualanamu sempat menjadwalkan tindakan pemusnahan terhadap burung-burung dari kedua negara tersebut, pada Jumat (11/4).

Namun, itu akhirnya dianulir. karena importir mengajukan permohonan re-ekspor atau permohonan agar rombongan burung tersebut dikembalikan ke negara asal.

Selama ini ditempatkan dalam kandang kecil di kargo Bandara Kualanamu Deliserdang, Lenny mengakui ada sejumlah burung yang mati.

"Yang mati selama 14 hari itu tidak dikeluarkan dari kandang. Burung burung tersebut selama ini dikasi makan oleh importir. Tentunya sesuai protokol kesehatan," paparnya.

Diketahui, CV Lestari Alam Semesta mendatangkan burung-burung impor melalui Bandara Internasional Kualanamu dengan mencarter pesawat Lion Air pada 28 Februari 2022. Burung-burung yang diangkut dengan pesawat dan jadwal penerbangan yang sama itu didatangkan dengan dokumen importasi terpisah.

Dalam dokumen yang diajukan importir ke Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan, jumlah burung asal Malaysia yang didatangkan sebanyak 140 ekor. Sementara jumlah burung asal Afsel yang diajukan sebanyak 962 ekor.

(arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER