Fadli Zon Buka Suara usai Dikaitkan dengan HASI Kelompok Teroris

CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 14:14 WIB
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon. (CNN Indonesia/Feybien Ramayanti)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon buka suara merespons kabar yang seolah menyebutkan dirinya terkait dengan organisasi terduga teroris dokter Sunardi, Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).

Kabar ini sebelumnya berawal dari foto lama 2015 yang menampilkan Fadli menyerahkan bantuan terhadap krisis kemanusiaan Suriah. Foto penyerahan bantuan oleh Fadli Zon ini diunggah akun HASI. Belum lama ini, Densus 88 menembak mati tersangka terorisme dokter Sunardi yang disebut-sebut berstatus penanggung jawab HASI.

"Sy mengikuti beberapa berita, yg dimulai dari cuitan seorang buzzer, yg isinya mengaitkan seolah-olah saya punya kaitan dgn seorang terduga teroris yg baru saja ditangkap Densus 88, hanya krn sebuah foto lama tahun 2015. Atas fitnah tsb, sy ingin memberi klarifikasi sbg berikut," kata Fadli lewat akun Twitter miliknya, @fadlizon, Rabu (16/3).

Dia mengatakan sebagai Wakil Ketua DPR RI koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan 2014-2019, dirinya setiap hari menerima berbagai delegasi hingga puluhan orang.

Menurutnya, delegasi masyarakat yang diterima itu mewakili berbagai spektrum golongan dan kepentingan, baik untuk keperluan audiensi, penerimaan pengaduan, maupun courtesy call.

"Sebagai wakil rakyat, saya selalu bersikap terbuka terhadap seluruh anggota masyarakat, apapun suku, ras, agama, serta afiliasi politiknya. Itu adalah bagian dari tugas representasi saya sebagai anggota DPR RI," katanya.

Ia melanjutkan dirinya bersama Wakil Ketua DPR RI koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Fahri Hamzah, menerima permintaan delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dipimpin oleh Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) pada 28 Mei 2015.

Menurutnya, FIPS menyampaikan perkembangan situasi pengungsi Suriah di perbatasan Turki yang membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia. Mereka menggalang dana untuk rumah sakit darurat, makanan, serta pakaian bagi pengungsi korban perang.

Lantaran dana dikumpulkan dari masyarakat, Fadli berkata, FIPS meminta dirinya dan Fahri sebagai representasi pimpinan DPR untuk scra simbolik menyerahkan bantuan kemanusiaan tersebut. Penyerahan bantuan simbolik itu kemudian diabadikan oleh para wartawan yang hadir.

"Setiap kegiatan sy sbg anggota dan pimpinan parlemen, selalu didokumentasikan sebagai bentuk keterbukaan sekaligus pertanggungjawaban publik," tuturnya.

"Selama saya menjabat Wakil Ketua DPR RI Bidang Korpolkam, kegiatan-kegiatan itu sy dokumentasikan dalam buku Berpihak Pada Rakyat yg terdiri dari lima jilid. Pertemuan dengan anggota delegasi FIPS tadi dicatat dan didokumentasikan pada buku jilid pertama halaman 285," sambungnya.

Dia menegaskan total sumbangan USD 20 ribu merupakan dana masyarakat yang berpartisipasi dalam penggalangan, bukan duit pribadinya maupun Fahri.

"Sebagai catatan, semua dana yang tertera dalam simbol (USD 20,000) adalah dana yang dikumpulkan oleh FIPS dari masyarakat Indonesia, bukan sumbangan pribadi saya atau Saudara Fahri Hamzah," kata Fadli.

Fadli mengaku memang kenal dengan tiga anggota delegasi namun tidak kenal dengan sisanya. Fadli Zon juga menyebut rombongan FIPS juga menemui Kemlu sebelum bertemu dirinya dan Fahri.

"Saya dan Saudara Fahri Hamzah kenal dengan tiga anggota delegasi FIPS, yaitu Ustaz Bachtiar Nasir, Mustofa Nahra, serta pengacara Achmad Michdan. Namun empat orang lainnya saya tidak kenal. Sebelum bertamu ke DPR, pada 21 Mei 2015 FIPS juga telah bertamu ke Kementerian Luar Negeri yang diterima oleh Wakil Menteri Luar Negeri. Kementerian Luar Negeri menyambut baik kegiatan FIPS dan mengakui bahwa pemerintah Indonesia memiliki pemikiran serta visi yang sama dengan FIPS terkait bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah yang saat itu sangat membutuhkan pertolongan kemanusiaan," katanya.

Fadli mengatakan penerimaan terhadap delegasi FIPS merupakan bentuk dukungan terhadap aksi kemanusiaan. Ketika masyarakat Indonesia menyumbang rumah sakit di Gaza, sebagai Wakil Ketua DPR RI saat itu Fadli Zon mengaku juga diminta menyerahkan bantuan tersebut secara simbolik.

Fadli kemudian menyebut upaya mengaitkan dirinya dengan teroris merupakan fitnah, sama seperti kasus Farid Okbah yang sempat ke Istana. Dia heran jika peristiwa seperti ini dikait-kaitkan.

"Upaya untuk mengait-ngaitkan dengan terduga teroris adalah fitnah belaka. Secara politik, saya menganggap ini adalah fitnah yang kotor, sama seperti kalau ada orang yang mencoba mengaitkan Presiden Joko Widodo dengan terorisme hanya karena pernah menerima terduga teroris Farid Okbah di Istana," ujarnya.

Sebagai informasi, pada 29 Juni 2020 Farid Okbah pernah diterima Presiden Joko Widodo di Istana. Pada 16 November 2021, Farid Okbah ditangkap oleh Densus 88 sebagai terduga teroris. Apakah dua peristiwa yang berlainan itu bisa dikait-kaitkan?" kata Fadli.

"Penjelasan ini saya buat untuk menepis fitnah sejumlah orang yang secara insinuatif berusaha memutarbalikkan dukungan saya terhadap aksi kemanusiaan seolah adalah bentuk dukungan terhadap terorisme. Itu fitnah yang sangat kotor dan keji sekali," katanya.

(mts/ain)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK