Licin Mafia Minyak Goreng Bikin Mendag-Polri Tidak Kompak

CNN Indonesia
Rabu, 23 Mar 2022 17:19 WIB
Mendag Muhammad Lutfi berjanji akan meringkus mafia minyak goreng yang telah memicu kelangkaan, sementara Polri menepis ada mafia minyak goreng.
Ilustrasi - Gejolak harga minyak goreng di tengah masyarakat (CNN Indonesia/Fiqih Rusdy Zulkarnain)
Jakarta, CNN Indonesia --

Temuan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dan Polri terkait kasus gejolak harga minyak goreng berbeda.

Dalam hal ini, Lutfi sempat mengatakan, ada dugaan keterlibatan tiga tersangka 'mafia minyak goreng' yang akan segera ditangkap polisi dan diumumkan pada Senin (21/3) lalu. Hal itu disampaikan Lutfi dalam forum rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Kamis (17/3).

"Saya akan pastikan mereka ditangkap dan calon tersangkanya akan diumumkan pada hari Senin. Baik itu yang mengalihkan minyak (goreng) subsidi ke minyak industri, yang diekspor ke luar negeri, yang direpack," kata Lutfi kepada anggota Komisi VI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, kala itu Lutfi tak membeberkan lebih lanjut nama-nama calon tersangka yang dimaksudkannya dalam forum tersebut. Ia mengatakan menjunjung asas praduga tak bersalah.

Lutfi mengatakan, terdapat tiga tahap penimbunan minyak yang dilakukan para calon tersangka. Pertama, mereka melarikan minyak curah subsidi ke industri menengah atas.

Kemudian, minyak goreng curah subsidi itu dikemas ulang menjadi minyak goreng premium. Ketiga, terdapat juga modus minyak goreng curah subsidi yang dilarikan ke luar negeri.

Menanggapi itu, Anggota VI Andre Rosiade meminta agar Mendag dapat mengungkap mafia minyak goreng dan langkah yang akan diambil oleh Kementerian untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Menurutnya, lonjakan harga menunjukkan, pemerintah kalah dengan pihak-pihak tak bertanggung jawab.

"Seharusnya bapak tegas. Apa jaminan untuk karungin itu mereka. Rakyat butuh keadilan," ucap Lutfi.

Sejak pernyataan Lutfi itu, Polri belum mengumumkan ada penetapan tersangka terkait mafia minyak goreng yang diusut oleh pihaknya.

Malah, Polri menyatakan belum menemukan indikasi praktik mafia minyak goreng sebagaimana beredar di masyarakat.

Kasatgas Pangan Polri Irjen Helmy Santika menduga harga minyak goreng naik karena muncul pedagang minyak dadakan yang tidak mengikuti kebijakan pemerintah.

"Sejauh ini belum ditemukan mafia minyak goreng, mafia lebih dikonotasikan sebagai persekongkolan besar, yang masif dan terstruktur dengan melibatkan banyak pihak," kata Helmy Santika kepada wartawan, Rabu (23/3).

Menurut dia, kasus-kasus lonjakan harga kerap terjadi belakangan karena ada banyak pedagang minyak goreng dadakan yang tidak mengikuti kebijakan pemerintah sehingga sempat membuat harga melambung tinggi.

Sehingga, kata dia, penyidik kepolisian belum dapat menyimpulkan ada suatu upaya sistematis dan terstruktur sehingga membuat minyak goreng di Indonesia bergejolak.

"Jadi sementara ini temuan kami lebih personal pelaku usaha, buka mafia minyak goreng," jelasnya.

Namun, kata Helmy, pihak kepolisian tetap melakukan penyelidikan untuk mendalami setiap perkara-perkara gejolak harga minyak goreng di tengah masyarakat selama ini.

Sebagai informasi, sudah sekitar tiga bulan terjadi kelangkaan minyak goreng. Antrean minyak goreng di toko-toko bahkan sampai mengular.

Indikasi keterlibatan mafia minyak goreng kerap disuarakan sebagai penyebab gejolak harga bahan pokok tersebut di masyarakat belakangan ini.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad meminta tersangka kasus mafia minyak goreng langsung ditangkap. Menurutnya, tersangka dalam kasus mafia minyak goreng tidak perlu diumumkan ke publik.

"Saya pikir rencana untuk mengumumkan mafia yang tidak jadi itu serahkan kepada penegak hukum. Saya pikir enggak perlu diumumkan, langsung tangkap saja," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (22/3).

(mjo/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER