Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta bakal mencari aktor intelektual di balik mobilisasi pengemis jelang bulan Ramadan 1443 Hijriah. Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Arifin, menduga ada pihak-pihak yang sengaja memobilisasi pengemis pada waktu-waktu tertentu.
Arifin mengatakan, Satpol PP bakal menindak tegas pihak-pihak yang kedapatan memobilisasi pengemis selama bulan Ramadan.
"Apakah ada aktor intelektual, apakah ada kelompok berdasi yang memanfaatkan misalnya dengan cara memobilisasi orang untuk mengemis untuk kepentingan pribadi," ujar Arifin kepada wartawan, Selasa (29/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu kami tidak akan biarkan, kami akan melakukan penindakan tegas terhadap mereka memanfaatkan situasi yang sesungguhnya di bulan Ramadan berbuat hal baik, meningkatkan ibadah," imbuhnya.
Arifin mengatakan, selama ini maraknya pengemis dan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya selama bulan Ramadan menjadi fenomena dan anggapan masyarakat di Ibu Kota. Pemprov DKI, kata dia, ingin mengubah fenomena tersebut.
Menurut Arifin, banyak pengemis sebetulnya sehat secara fisik dan bisa melakukan usaha lain di luar mengemis. Menurutnya, para pengemis dengan kategori ini akan diberi edukasi oleh Dinas Sosial DKI.
"Kalau kemudian terjadi seolah pengemis dalam tanda kutip menjadi profesi, pilihan pekerjaan, ini tidak dibenarkan. Padahal secara fisik, kemampuan bisa berusaha di luar ngemis," papar Arifin.
Ia menegaskan, pihaknya bakal memperketat patroli dan pengawasan di lokasi-lokasi yang menjadi sasaran pengemis. Menurut Arifin, para pengemis biasanya mendatangi tempat-tempat seperti sentra ekonomi hingga pusat peribadatan.
"Umumnya yang jadi sasaran pengemis pertama tempat sarana ekonomi, sentra ekonomi, pusat perdagangan. Kedua sarana peribadatan, mereka kumpul berharap empati, belas kasihan masyarakat kita, kan masyarakat peduli, suka berbaik hati," jelas Arifin.
(isn)