Suara klakson kendaraan bermotor sahut-sahutan dengan teriakan bocah yang tengah bermain bola di bawah kolong Tol Wiyoto Wiyono, Papanggo, Jakarta Utara. Keramaian itu ditambah hilir mudik aktivitas warga di pemukiman yang padat penduduk tersebut.
Para bocah itu bermain bola di depan bangunan kecil, namun mencolok di kawasan tersebut. Arsitektur bangunan mirip dengan Klenteng. Didominasi warna hijau dan merah.
Jika baru sekali ke daerah tersebut, orang pasti akan menebak-nebak, bangunan apa yang berada tepat di bawah kolong tol, dengan desain yang cukup unik. Namun, ketika waktu salat tiba, kita akan tahu, bangunan itu adalah masjid.
Ya, Masjid Babah Alun adalah nama bangunan nan unik di utara Jakarta itu. Masjid ini tak memiliki kubah atau menara layaknya masjid pada umumnya. Bangunannya pun berbentuk persegi delapan.
Nama Babah Alun diambil dari sosok Jusuf Hamka. Ia adalah orang yang berandil besar atas terbangunnya masjid itu.
Jusuf Hamka adalah seorang pengusaha muslim keturunan Tionghoa. Ia membangun masjid itu pada 2017 silam. Babah artinya bapak, sedangkan Alun nama panggilan Jusuf waktu kecil. Begitu asal usul penamaan masjid.
Nuansa oriental akan semakin terlihat ketika memasuki masjid. Di atas pintu berbentuk bundar besar, tulisan nama masjid terukir dengan bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin.
Masuk ke dalam, terlihat langit-langit masjid yang dikelilingi kaligrafi bertuliskan Asmaul Husna dalam dua bahasa, yakni arab dan mandarin.
Jika melihat luasannya, masjid ini dapat menampung ratusan jamaah. Pintu utama masjid langsung menuju tempat jamaah perempuan. Jika masuk lewat pintu samping, akan langsung menuju ke bagian laki-laki.
Bahasa Mandarin juga bisa didapati di tempat berwudu. Di salah satu sisinya, terdapat gambar berisi tata cara wudhu dalam bahasa Mandarin dan Indonesia.
![]() Masjid Babah Alun Tanjung Priok |
Tempat wudunya pun didesain dengan cukup unik, bahkan bisa dibilang nyaman. Ada sepuluh keran yang di depannya disediakan masing-masing kursi untuk duduk. Jamaah bisa berwudu sembari duduk.
Pendirian masjid di kolong tol itu untuk memenuhi kewajibannya memberdayakan kolong agar tidak menjadi tempat yang kumuh atau dijadikan tempat bangunan liar.
Jusuf Hamka menjelaskan pemilihan bentuk arsitektur oriental dalam masjid yang ia bangun. Pengusaha asal Samarinda itu melihat desain masjid timur tengah sudah biasa ditemui di Indonesia. Sehingga, masjid dengan oriental look akan menjadi ikon baru yang menarik untuk menjadi tempat wisata religi.
"Bukan karena saya mau bikin chinanisasi, bukan, karena gaya timur tengah udah jutaan masjid. Jadi saya pengen bikin tempat ibadah yang bisa juga jadi tempat wisata religi," kata Jusuf kepada detikcom.
Inspirasinya pun datang dari masyarakat yang selama ini telah melupakan pentingnya keberagaman. Padahal, negara-negara lain seperti seperti Filipina dan Thailand sudah bersatu tidak ada istilah pribumi dan non pribumi.
"Jadi Indonesia sebagai bangsa yang lebih demokrasi dari mereka sejak 98 masa sih kalah sama mereka. Nah, akhirnya ya saya harus memulai. kalau saya nggak memulai, siapa lagi?," kata Jusuf.
![]() Masjid Babah Alun Tanjung Priok |
"Dan kebeneran, apa yang saya buat tidak ada pertentangan dengan umat tidak ada pertentangan dengan orang Tionghoanya juga, karena itulah saya merajut kebinekaan. Jadi kita lanjut kebinekaan antara Islam dan Tionghoa kita coba baurkan," ungkap Jusuf.
(yoa/isn)