Stafsus Mensesneg Bantah Demokrat soal Alarm Bahaya Demokrasi di RI

CNN Indonesia
Kamis, 07 Apr 2022 19:00 WIB
Stafsus Mensesneg Faldo Maldini mengakui ada beberapa kasus terkait kebebasan berpendapat., namun tak sependapat itu jadi tolok ukur demokrasi dalam bahaya.
Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini menyanggah pernyataan Partai Demokrat tentang alarm bahaya bagi demokrasi Indonesia.

Faldo mengakui ada beberapa kasus terkait kebebasan berpendapat. Namun, ia tak sepakat beberapa peristiwa itu dijadikan tolok ukur demokrasi dalam bahaya.

"Bukan berarti ada pembungkaman. Semuanya tetap berjalan sesuai koridor hukum," kata Faldo melalui keterangan tertulis, Kamis (7/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faldo menyampaikan pemerintah pun membuat beberapa kebijakan baik tentang demokrasi. Misalnya, upaya revisi pasal-pasal karet dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Kemudian, Polri juga menyatakan komitmen terhadap keadilan restoratif, terutama dalam kasus kebebasan berpendapat. Presiden Jokowi, ucapnya, juga memberi amnesti kepada korban UU ITE.

"Semua kritikus pemerintah masih bicara sampai hari ini. Yang terpenting, pemerintah bekerja dan hadir," ujarnya.

Sebelumnya, Partai Demokrat menyebut demokrasi Indonesia dalam bahaya. Pernyataan itu merespons hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menyebut 62,9 persen responden semakin takut menyampaikan pendapat di era Jokowi.

Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai ketakutan itu disebabkan pemerintahan otoriter. Dia mengatakan masyarakat berani berpendapat jika demokrasi di Indonesia baik-baik saja.

"Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan rakyat makin takut berpendapat di era Jokowi. Ini alarm bahaya buat demokrasi kita," ungkap Herzaky melalui keterangan tertulis, Rabu (6/4).

(dhf/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER