Nama Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) mulai dikenal sejak tahun 2006. Masjid yang dibangun di atas tanah wakaf seluas 10 hektar tersebut diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 November 2006.
Begitu diresmikan, MAJT langsung mengundang perhatian publik seiring gaya arsitektur bangunannya yang menggabungkan model Romawi, Jawa dan Nabawi. Tak tanggung-tanggung, beberapa bagian bangunannya juga memiliki filosofi yang sangat religius.
![]() Masijd Agung Jawa Tengah |
Gaya arsitektur yang paling menonjol dan menawan adalah bentuk Coloseum layaknya bangunan gedung opera di Romawi. Dinding Coloceum berdiri gagah dengan 25 pilar penyangganya yang bermakna jumlah 25 Nabi dan Rasul. Di bagian atas dinding Coloseum terdapat hiasan kaligarafi Surat Yasin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada bangunan utama Masjid, terdapat atap limasan bergaya Jawa dengan kubah berdiameter 20 meter dan dikelilingi empat menara setinggi 62 meter.
Ornamen yang menjadi daya tarik masyarakat adalah keberadaan enam payung elektrik raksasa yang dihadirkan dari Arab Saudi dan mirip dengan payung elektrik yang ada di Masjid Nabawi, Mekah.
Sayangnya, tidak setiap hari, payung elektrik ini dimekarkan. Oleh pengelola Masjid, payung elektrik hanya dimekarkan pada momen-momen tertentu yakni saat Salat Idulfitri, Iduladha dan Salat Gerhana, bilamana jumlah jamaah membludak hingga ke area plaza luar, tempat payung tersebut diletakkan.
Di bagian luar MAJT, terdapat menara bernama Al-Husna yang dibangun setinggi 99 meter dengan filosofi 99 nama Allah yang indah atau Asmaul Husna. Di dalam menara tersebut terdapat museum kebudayaan Islam, stasiun studio televisi dan radio, kafe dan bagian paling atas adalah menara pandang yang dilengkapi dengan teropong untuk melihat hilal.
![]() Masijd Agung Jawa Tengah |
"Tahapan untuk masuk di MAJT itu ada filosofi tarekat yaitu mulai dari syariat, tarekat hingga makrifat itu ada empat tingkatan di sini . Terdapat pula enam payung utama dan juga di depan nya ada Gerbang Alkunatir ini terdiri dari 25 tiang. Di dalamnya itu merupakan salah satu sumber kemakrifatan, artinya ketika sudah di dalam masjid itu kita berfokus mendekatkan kepada Allah," jelas Kepala Humas MAJT Beny Arief Hidayat kepada CNNIndonesia.com.
Tak sedikit warga luar Kota semarang penasaran dan ingin melihat langsung keindahan arsitektur masjid dan keberadaan payung elektrik yang mirip Masjid Nabawi. Bahkan, di bulan Ramadan saat ini, MAJT justru menjadi salah satu tujuan untuk ngabuburit.
Iis, salah satu warga Jakarta yang singgah di MAJT mengaku terobati penasarannya setelah mendapat cerita dari beberapa rekannya.
"Kata teman-teman itu MAJT bagus, apalagi buat foto-foto. Ternyata benar, sampai di lokasi, langsung deh foto-foto dengan background masjidnya. Penasarannya terobati," kata Iis.
(dmr/isn)