Walhi: Teluk Bima NTB Diduga Tercemar Limbah Pertamina

CNN Indonesia
Rabu, 27 Apr 2022 17:57 WIB
Direktur Walhi NTB mengatakan pencemaran Teluk Bima diduga akibat limbah kegiatan usaha Pertamina terjadi sejak dua hari lalu.
Ilustrasi. Direktur Walhi NTB mengatakan pencemaran Teluk Bima diduga akibat limbah kegiatan usaha Pertamina terjadi sejak dua hari lalu. (Unsplash/Angelina Odemchuk)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perairan Teluk Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga tercemar oleh limbah yang berasal dari kegiatan usaha PT Pertamina beroperasi di sekitar wilayah tersebut.

"Tumpahan yang diduga limbah tersebut dapat diduga keras pula bersumber dari kegiatan usaha Pertamina yang berada di pantai laut di Kota Bima," kata Direktur Walhi NTB, Amri Nuryadi dalam keterangannya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (27/4).

Amri mengatakan pencemaran air laut itu sudah terjadi sejak dua hari yang lalu. Limbah itu tampak di sepanjang Pantai Amahami, Pantai Lawata, dan sekitarnya di kawasan Teluk Bima.

"Ini ditunjukkan dengan adanya perubahan warna air laut di sepanjang pantai Amahami," kata Amri.

Rekaman video kondisi perairan Teluk Bima yang diduga tercemar limbah Pertamina itu salah satunya diunggah akun twitter Jaringan Advokasi Tambang (JATAM).

Meski belum memunculkan perubahan bau air laut yang menyengat imbas tercemar, Amri mengatakan perubahan penampakan dan bentuk air yang muncul semakin parah. Terlebih, sudah muncul busa dan buih yang mengental berwarna kecoklatan di seluruh area pantai yang cenderung mulai berbau.

Amri menjelaskan tumpahan minyak sempat terjadi di perairan laut Pelabuhan Bima hingga ke Kelurahan Kolo Kota, Bima pada 2020 lalu. Kejadian itu terjadi pada saat Pembongkaran Minyak Marine Fuel Oil (MFO) atau minyak hitam oleh Pelindo III Bima, Nusa Tenggara Barat.

Belajar dari peristiwa itu, pihaknya menilai pihak Pertamina teledor dan mengabaikan kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan jika terjadi kebocoran.

Amri juga mengkritik pihak pemerintah yang masih tidak menunjukkan sikap tegas atas keteledoran tersebut. Belum jua tampak tindakan kongkrit langsung sebagai upaya untuk pencegahan dampak lebih besar dan luas selanjutnya.

"Secara terang memiliki dampak kerusakan yang parah terhadap lingkungan, baik berupa pencemaran laut beserta biota dan ekosistem lainnya, maupun dampak sosial dan ekonomi yang selanjutnya dapat menimbulkan berbagai masalah bagi masyarakat setempat," jelasnya.

Terpisah, Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Region Jatimbalinus, Deden Mochammad Idhani saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya akan membuat pernyataan soal kabar tersebut.

"Nanti kami kirim standby statement," kata Deden.

(yla/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER