Seorang perempuan berkerudung krem membawa ransel biru duduk di kursi penumpang Terminal 2, Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (28/4). Ami, begitu ia biasa dipanggil, sedang menunggu pesawatnya menuju Palembang.
Ami tidak lahir di Palembang. Dia mengaku lahir di Jakarta. Ami ikut mudik tahun ini menemani suaminya yang kelahiran Palembang.
Tergeletak di sebelahnya sebuah koper dan tas jinjing kecil. Ami mengaku hanya membawa sedikit oleh-oleh berupa makanan untuk keluarga di Palembang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal oleh-oleh ini cukup bikin pusing Ami. Ia bingung makanan khas Jakarta yang bisa dijadikan oleh-oleh.
"Bingung banget bawa apa, jadi milih beli-beli [kue] aja di Palembang. Tapi dari Jakarta sih bawa cake yang enggak dijual di Palembang, cake yang dijual online shop, cake kekinian gitu," ujar Ami.
Jakarta sebenarnya punya makanan khas macam dodol betawi, kembang goyang, kue semprong, geplak hingga tape uli. Namun, sulit menemukan penjual kue asli Jakarta yang terjamin rasanya.
Ami jadi lebih memilih membawa cake dan baju baru untuk keluarga di Palembang.
"Makanan khas dari Jakarta justru cake kekinian, karena apa ya keripik-keripik gitu kan udah banyak, terus juga makanan-makanan [khas] Jakarta apa ya? Aku enggak tahu, jadi cuma kue-kue aja," papar Ami.
"Gak mungkin bawa Soto Betawi kan? Haha," tambah Ami berkelakar.
Lihat Juga : |
Ami mengeluhkan ketersediaan tiket yang makin sedikit dan mesti berebut. Padahal, ia membeli tiket sejak sebulan lalu, sebelum Ramadan. Namun saat itu pun tak banyak tiket yang tersisa.
"Tiket belinya sebelum puasa, harganya enggak gitu naik tapi rebutan dan availability-nya dikit banget," papar Ami.
"Ini tiket besok aja enggak ada, jadi maksa hari ini walaupun suamiku masih kerja," pungkasnya.
Terpisah dua pintu keberangkatan, seorang perempuan berseragam suster membawa troli berisi satu koper dan dua dus cokelat besar. Ia juga duduk di ruang tunggu penumpang sembari mendengarkan lagu lewat earphone.
Perempuan berusia pertengahan 30 itu bernama Suster Veronika. Dia menunggu pesawat yang akan menerbangkannya ke di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Sudah lebih dari tiga tahun ia tak pulang ke kampung halaman. Ihwalnya, ia yang baru kembali bertugas di Filipina pertengahan 2020 lalu, langsung disambut pandemi Covid-19. Akhirnya, Veronika langsung melanjutkan tugas di Garut, Jawa Barat.
Salah satu dari dua dus besar yang berada di troli itu berisi dodol Garut, oleh-oleh untuk keluarganya. Veronika mengaku membawa dodol sebab tak tahu oleh-oleh khas Jakarta.
"Saya mau ke Flores, saya dari Garut jadi bawa oleh-oleh dodol Garut," papar Veronika.
"Kalau dari Jakarta, saya bingung bawa oleh-oleh apa, tadi keliling cari apa yang bisa dibawa, tapi enggak dapat," sambungnya.
Veronika mengaku kepulangannya kali ini untuk merayakan lebaran bersama keluarga di kampung halaman. Ia punya libur satu minggu untuk melepas rindu yang tertunda sejak lebih dari tiga tahun.
(cfd/wis)