Djoko menilai musim mudik Lebaran tahun ini kendaraan pribadi, baik roda empat maupun roda dua masih mendominasi. Masyarakat masih enggan memilih mudik menggunakan transportasi umum.
Menurut Djoko, salah satu faktor pendorong banyak pemudik memilih menggunakan kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan panjang selama arus mudik saat adalah ketiadaan transportasi umum yang memadai di kampung halaman.
"Saatnya pemerintah membenahi transportasi umum di tempat tujuan mudik. Pemerintah perlu menganggarkan dana alokasi khusus (DAK) untuk pembenahan transportasi umum di daerah-daerah tujuan mudik," kata Djoko.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Menurut Djoko, semestinya pemerintah pusat memiliki DAK untuk membenahi transportasi umum di daerah. Selain itu, ia juga menyoroti masih minimnya angkutan-angkutan umum di kampung halaman.
Saat ini, baru beberapa kota di Jawa yang transportasi umumnya relatif memadai untuk membantu distribusi para pemudik ke kampung halaman masing-masing.
"Namun, masih banyak daerah lain yang tidak memiliki fasilitas seperti ini, semisal di Pulau Sumatera. Kecenderungannya, para pemudik memilih pulang kampung dengan tol atau menggunakan sepeda motor," jelasnya.
Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch Edison Siahaan mengatakan bahwa musim mudik Lebaran tahun ini membuktikan bahwa pembangunan infrastruktur jalan tidak menjadi solusi efektif menangani kemacetan.
Lihat Juga : |
Menurut Edison, musim mudik kali ini harus menjadi momentum bagi pemerintah untuk menyiapkan infrastruktur transportasi angkutan umum yang terintegrasi ke seluruh pelosok tanah air dan mudah diakses.
"Ini sekaligus dapat mengurungkan niat warga untuk menggunakan kendaraan pribadi," ujar Edison.
"Sebenarnya harapan masyarakat dan juga pemudik sangat sederhana yaitu ingin mudik dengan aman, selamat, tertib dan lancar. Sayangnya, setiap tahun pemerintah masih gugup dan gagap untuk memenuhi harapan masyarakat yang sangat sederhana itu," imbuhnya.
(dmi/isn)