Manajemen Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta belum berencana menutup operasional rawat inap pasien Covid-19 meskipun jumlah pasien mengalami penurunan signifikan.
Berdasarkan data per 11 Mei pukul 08.00 WIB, jumlah pasien yang dirawat tersisa dua pasien saja.
Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran Kolonel Mintoro Sumego menambahkan, hingga saat ini belum ada arahan dari pemerintah untuk 'menutup' Wisma Atlet. Ia pun menilai, karakteristik penyebaran kasus Covid-19 sangat fluktuatif sehingga RSDC masih harus berjaga-jaga selama pandemi ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesuai arahan pimpinan, masih belum ada rencana penutupan, karena kita masih harus standby 14 hari ke depan setelah mudik dan lebaran," kata Mintoro dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (11/5).
Mintoro melanjutkan, dari empat tower yang digunakan untuk rawat inap pasien Covid-19 di Wisma Atlet. Terkini, sisa satu tower yang difungsikan yakni tower 6. Sementara tower 5 dan 7 sudah tidak terpakai sementara, dan tower 4 difungsikan sebagai tempat karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Pemerintah masih memberlakukan karantina 5 x 24 jam bagi PPLN yang sama sekali belum divaksinasi Covid-19 atau baru menerima vaksin dosis pertama. Sementara bagi PPLN yang sudah mendapatkan vaksinasi dua dosis dan booster tidak wajib karantina.
"Pokoknya kita fleksibel sekali ya. Kalau memang melonjak kita sudah siap, tapi mudah-mudahan tidak ada lonjakan. Kalau terjadi lonjakan, malah tower lain akan kami operasikan kembali," kata dia.
Mintoro juga menginformasikan bahwa dalam beberapa bulan terakhir ini, RSDC Wisma Atlet telah memangkas jumlah tenaga kesehatan (nakes) dan relawan non nakes di Wisma Atlet. Apabila pada lonjakan Covid-19 jumlah nakes dan relawan mencapai 3 ribu orang, terkini jumlah nakes dan relawan dipangkas hingga menjadi sekitar 500 orang.
Ia juga memastikan, pihaknya masih terus menyiagakan sejumlah alat kesehatan dan obat-obatan untuk perawatan pasien Covid-19 di Wisma Atlet, sebagai upaya mitigasi apabila terjadi lonjakan kasus Covid-19 di kemudian hari.
"Kita sudah siapkan semuanya. Namun yang perlu juga diketahui, semenjak Omicron Januari-Februari yang kasusnya tinggi itu Alhamdulillah rata-rata gejala ringan semua, sehingga sedikit yang mengalami pemberatan gejala dan dirujuk di rumah sakit, paling waktu itu 1-2 orang saja," ujar Mintoro.
Sementara itu, berdasarkan data harian yang dibagikan Manajemen RSDC Wisma Atlet, terdapat penambahan satu pasien Covid-19 berjenis kelamin laki-laki yang menjalani rawat inap pada hari ini, Rabu (11/5). Sehingga total jumlah pasien yang dirawat berjumlah dua orang. Mereka menjalani rawat inap di Tower 6 RSDC Wisma Atlet.
Selama pandemi virus corona, Wisma Atlet dibuka untuk perawatan pasien Covid-19. Total pasien yang pernah dirawat berjumlah 164.221 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 162.449 pasien telah sembuh. Kemudian 1.171 pasien lainnya dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19 lantaran gejala memberat, sementara 599 lainnya meninggal dunia.
Manajemen Wisma Atlet juga mencatat sebanyak 114 orang tengah dikarantina di Tower 4. Ratusan orang itu merupakan PPLN yang didominasi oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI).
(ain/khr/ain)