Wihara Dharma Bhakti, Titik Damai di Tengah Riuh Pusat Ekonomi

Farras Fauzi | CNN Indonesia
Senin, 16 Mei 2022 13:14 WIB
Ratusan umat Buddha secara bergiliran beribadat di Wihara Dharma Bakti pada hari raya Waisak 2022/2566 BE.
Kerukunan dan keragaman yang ada di Wihara Dharma Bhakti telah terpelihara sejak abad 17 lalu, tepatnya di tahun 1650.(CNN Indonesia/ Farras Fauzi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Nuansa damai dan khidmat tampak begitu kentara ketika sejumlah umat Buddha tampak bergiliran beribadah di Wihara Dharma Bakti, Jakarta Barat tepat pada perayaan Waisak 2022/2566 BE, Senin (16/5).

Posisi wihara di wilayah yang terbilang padat penduduk dan menjadi pusat ekonomi tak mengganggu kekhusyukan peribadatan. 

Hari Raya Waisak --yang juga disebut sebagai Tri Suci Waisak-- memperingati tiga peristiwa penting, yakni kelahiran Pangeran Siddharta, pencapaian Pangeran Siddharta menjadi Buddha, dan wafatnya Buddha Gautama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun berdasarkan keterangan pengelola, sesungguhnya hari ini tidak ada perayaan khusus untuk menyambut hari suci bagi umat Buddha tersebut.

"Sedari dulu dan tahun ke tahun, fokus dari Wihara Dharma Bakti adalah sebagai wadah bagi umat Konghucu dan Konfusianisme," jelas Sasa, salah satu pengurus Vihara Dharma Bhakti kepada CNNIndonesia.com, Senin (16/5).

Meski demikian, ratusan orang terpantau bergiliran memasuki tempat peribadatan untuk menjalankan proses sembahyang secara mandiri. 

Menurut keterangan Sasa, sebagai salah satu bangunan peribadatan tertua di wilayah tersebut, Wihara Dharma Bhakti tidak pernah membatasi pendekatan atau ajaran agama Buddha yang memiliki banyak ragam di Indonesia.

"Meski pada dasarnya Wihara ini lebih berfungsi sebagai Kelenteng, kami tetap menerima jemaat agama Buddha yang ingin melakukan sembahyang sesuai dengan kultur dan tradisi yang dipelihara oleh keluarga masing-masing," jelas Sasa.

"Seperti saya mas, keluarga saya memegang ajaran Buddha Mahayana, namun di sini juga ada jemaat Buddha ajaran Theravada yang memilih untuk bersembahyang di Dharma Bhakti," tambah Sasa.

Kerukunan yang Terpelihara Sejak 1650

Kerukunan dan keragaman yang ada di Wihara Dharma Bhakti telah terpelihara sejak abad 17 lalu, tepatnya sejak 1650.

Menurut sinolog Claudine Salmon melalui bukunya Klenteng-klenteng dan masyarakat Tionghoa di Jakarta, wihara ini dibangun oleh seorang Letnan asal Tionghoa bernama Kwee Hoen.

Pada awalnya, bangunan ini dinamai Kwan Im Teng ((觀音亭, Paviliun Guan Yin).

Merujuk pada penelitian oleh Salmon (2003), kelenteng ini sempat terbakar pada pembantaian etnis Tionghoa pada 1740; meski tidak ada bukti kuat yang mendukung pembakaran tersebut.

Pada akhirnya, kelenteng ini dipugar lagi pada 1755 oleh Kapitan Oei Tji-lo dan berganti nama menjadi Kim Tek Ie.

Selama 372 tahun, kelenteng atau vihara ini tidak beralih fungsi. Aktivitas khidmat dari umat Buddha dan Konghucu yang mendiami wilayah Glodok dan sekitarnya masih sama hingga saat ini.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pada Senin (16/5), fungsi dan ornamen yang ada pada bangunan tua tersebut masih terpelihara meski mengalami proses pemugaran berulang kali.

Lokasi Wihara Dharma Bhakti yang dikunjungi oleh CNNIndonesia.com juga bergeser beberapa meter dari letak aslinya. Berdasarkan keterangan Sasa, lokasi asli wihara sempat mengalami kebakaran pada 2015,.

"Ini kan sebenarnya cuma lokasi sementara mas (karena terbakar pada 2015 lalu), makanya kami tidak terlalu menampung banyak jemaat. Tapi hari ini cukup ramai jemaat yang melakukan ibadah dengan mandiri," jelas Sasa.

"Sebenarnya perayaan besar kami biasanya jatuh pada hari Imlek di awal tahun, namun sejak terbakar pada 2015, Vihara Dharma Bhakti belum lagi menyelenggarakan lagi perayaan besar secara khusus," terang Sasa.

"Meski begitu, proses ibadah yang dilakukan oleh umat Buddha dan Konghucu tetap berjalan dengan lancar," tambahnya.

Melalui pantauan CNNIndonesia.com pada Senin (16/5), Wihara Dharma Bhakti menjadi salah satu situs paling ramai dikunjungi di bilangan Glodok dan sekitarnya pada hari raya Waisak.

(vws)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER