Wihara Dharma Bhakti Tetap Ramai Meski Tak Ada Perayaan Khusus Waisak

CNN Indonesia
Senin, 16 Mei 2022 14:11 WIB
Meski tak ada perayaan khusus di Hari Raya Waisak 2566 BE, Wihara Dharma Bhakti tetap ramai dikunjungi umat Buddha yang melakukan sembahyang.
Vihara Dharma Bhakti ramai dikunjungi umat Buddha yang hendak melakukan sembahyang pada Hari Raya Waisak 2022 (CNN Indonesia/ Farras Fauzi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tidak ada perayaan khusus di Hari Raya Waisak 2022/2566 BE di Wihara Dharma Bhakti, Glodok, Jakarta Barat, Senin (16/5).

"Kalo untuk Waisak kami tidak ada kebaktian atau perayaan khusus, karena ini lebih kayak Kelenteng gitu sih, mas," jelas Sasa, salah satu pengurus pada CNNIndonesia.com, Senin (16/5).

Namun sejak pagi, umat Buddha yang datang dari berbagai ajaran terpantau ramai bergantian datang untuk melakukan sembahyang secara mandiri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut keterangan Sasa, tidak ada khotbah khusus dari biksu yang didatangkan untuk proses ibadah di Hari Raya Waisak.

"Untuk umat Buddha yang memang ingin untuk mendapatkan khotbah atau perayaan khusus Waisak, mereka biasanya mencari wihara yang memang menyediakan proses tersebut," terang Sasa.

"Namun seperti terlihat di hari ini, jemaat terus berdatangan untuk melakukan ibadah masing-masing," tambahnya.

Berdasarkan keterangan Sasa, nilai Konghucu menjadi keutamaaan yang terpancar pada Wihara Dharma Bhakti sejak dibangun pada 1650.

Tapi hingga kini kini, ajaran Buddha aliran Mahayana juga menjadi mayoritas jemaat yang mendatangi Vihara ini.

Tapi menurutnya, baik umat Konghucu atau pun umat Buddha dari berbagai ajaran tetap ramai untuk mendatangi vihara ini.

"Ramai mas, tapi ya sekadar sembahyang mandiri saja seperti hari ini, mereka juga berasal dari berbagai ajaran Buddha, seperti Mahayana atau Therawada," lengkap Sasa.

Kerukunan dan keragaman yang ada di Wihara Dharma Bhakti telah terpelihara sejak abad 17 lalu, tepatnya di tahun 1650.

Menurut sinolog Claudine Salmon melalui bukunya Klenteng-klenteng dan masyarakat Tionghoa di Jakarta, Wihara ini dibangun oleh seorang Letnan asal Tionghoa bernama Kwee Hoen. Pada awalnya, Wihara Dharma Bhakti memiliki nama Kwan Im Teng (觀音亭, Paviliun Guan Yin).

Merujuk pada penelitian oleh Salmon (2003), kelenteng ini sempat terbakar pada pembantaian etnis Tionghoa pada 1740; meski tidak ada bukti kuat yang mendukung pembakaran tersebut.

Pada akhirnya, kelenteng ini dipugar lagi pada 1755 oleh Kapitan Oei Tji-lo dan berganti nama menjadi Kim Tek Ie.

Selama 372 tahun, kelenteng atau wihara ini tidak beralih fungsi. Aktivitas khidmat dari umat Buddha dan Konghucu yang mendiami wilayah Glodok dan sekitarnya masih sama hingga saat ini.

Fungsi dan ornamen yang ada pada bangunan tua tersebut masih terpelihara meski mengalami proses pemugaran berulang kali.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pada Senin (16/5), Wihara Dharma Bhakti menjadi salah satu situs paling ramai dikunjungi di bilangan Glodok dan sekitarnya pada Hari Raya Waisak 2022 / 2566 BE.

Hari Raya Waisak disebut juga sebagai Tri Suci Waisak lantaran memperingati tiga peristiwa penting, yakni kelahiran Pangeran Siddharta, pencapaian Pangeran Siddharta menjadi Buddha, dan wafatnya Buddha Gautama.

(far/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER