Pendukung UAS Serukan Setop Islamophobia di Kedubes Singapura

CNN Indonesia
Jumat, 20 Mei 2022 17:08 WIB
Menurut pendukung UAS, keputusan pemerintah Singapura menolak kedatangan UAS merupakan bentuk Islamophobia.
Massa pendukung Ustaz Abdul Somad (UAS) dari Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PERISAI) DKI Jakarta menyerukan setop Islamophobia di depan kantor Kedutaan Besar Singapura, Jakarta, Jumat (20/5). (Foto: CNN Indonesia/Michael Josua Stefanus)
Jakarta, CNN Indonesia --

Massa pendukung Ustaz Abdul Somad (UAS) dari Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (PERISAI) DKI Jakarta menyerukan setop Islamophobia di depan kantor Kedutaan Besar Singapura, Jakarta, Jumat (20/5).

Menurut mereka, keputusan pemerintah Singapura menolak kedatangan UAS merupakan bentuk Islamophobia. Massa mendesak pemerintah Singapura minta maaf.

"Kedatangan kami ke Kedubes Singapura dalam rangka meminta Singapura harus minta maaf kawan-kawan semua," kata seorang orator aksi unjuk rasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pantauan CNNIndonesia.com, pesan serupa juga terlihat di beberapa spanduk yang dibawa massa. Ada spanduk bertuliskan, "Hentikan Islamophobia" dibentangkan di depan kantor Kedubes Singapura.

Spanduk itu juga berisi desakan agar Singapura meminta maaf kepada rakyat Indonesia dalam waktu 2 x 24 jam. Selain itu, dalam spanduk itu tertulis kalimat "Jangan Lecehkan Ulama Kami".

Ada pula spanduk yang isinya meminta pemerintah RI memutuskan hubungan diplomatik dengan Singapura.

UAS dan rombongan ditolak masuk Singapura pada Senin lalu. Ia sempat ditahan beberapa jam sebelum akhirnya diminta kembali ke Indonesia.

Pemerintah Singapura menilai UAS menyebarkan ajaran yang ekstremis dan bersifat segregasi. Pemerintah Singapura juga menyampaikan kritik terhadap pernyataan UAS yang pernah membahas soal bom bunuh diri dalam ceramahnya.

"Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura," mengutip situs resmi Kemendagri Singapura.

(mjo/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER