Gus Yahya: NU Tak Boleh Jadi Senjata Kompetisi Politik oleh Parpol

CNN Indonesia
Senin, 23 Mei 2022 12:35 WIB
Ketum PBNU mewanti-wanti kepada setiap parpol agar tak menggunakan lembaganya, bahkan agama, hingga politik identitas di dalam kompetisi politik mendatang.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (tengah). (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meminta kepada semua partai politik agar tidak menggunakan NU sebagai 'senjata' di dalam kompetisi politik.

"[Tak hanya PKB] Semuanya, untuk semua partai, jadi NU itu enggak boleh digunakan sebagai senjata untuk kompetisi politik. Karena kalau kita biarkan terus-terus begini ini tidak sehat," kata pria yang akrab disapa Gus Yahya itu saat ditemui di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (23/5).

Gus Yahya juga memohon agar para parpol tak menggunakan politik identitas ketika melakukan kompetisi politik. Apalagi, tegasnya, sampai menggunakan identitas agama dan NU.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baginya, NU bisa hadir sampai saat ini untuk semua masyarakat dan bangsa. Bukan sekadar untuk dieksploitasi identitasnya secara politik.

"Kita mohon jangan pakai politik identitas, terutama identitas agama, termasuk identitas NU. Tidak boleh mengeksploitasi identitas NU untuk politik, tidak. NU ini untuk selalu bangsa," kata mantan Juru Bicara Kepresidenan era Presiden keempat RI Abdurahman Wahid (Gus Dur) tersebut.

Sebagai informasi, saat berkunjung ke Kantor PCNU Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada awal Maret 2022 lalu, Gus Yahya sempat mengingatkan agar kader NU terlebih lagi pengurus PBNU tidak terlibat atau menjauhi politik praktis menjelang Pilpres 2024.

Bahkan, pihaknya tidak segan memberikan sanksi tegas dengan peringatan tertulis pertama dan selanjutnya jika ada pengurus yang melanggar aturan.

"Langsung kami terbitkan surat peringatan tertulis tahap satu, diulangi lagi surat tertulis tahap dua, diulangi lagi dibekukan. Pokoknya tidak boleh," kata mantan Wantimpres tersebut kala itu.

(rzr/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER