Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali menyatakan empat pasien Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 merupakan panitia dan peserta Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR).
"Memang ditemukan empat kasus itu. Kasus sebenarnya yang kita kirim itu waktu ada peserta delegasi GPDRR yang datang ke Nusa Dua, Bali," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom saat dihubungi, Jumat (10/6) malam.
Empat orang tersebut antara lain satu warga negara Indonesia (WNI) dan tiga warga negara asing (WNA). Untuk yang WNI berstatus sebagai panitia di GPDRR dari Jakarta. Sementara tiga orang lainnya adalah WNA yang merupakan peserta GPDRR berasal dari Amerika, Brazil dan Mauritius.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka terdeteksi positif Covid-19 saat tiba di bandara. Setelahnya, langsung dikarantina di hotel dan spesimen dikirim ke Kemenkes untuk diperiksa pada 26 Mei.
"Dan ternyata ada empat orang ditemukan varian baru," kata Nyoman.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru mengumumkan hasil pemeriksaan spesimen pada 9 Juni. Dari empat orang itu, satu diantaranya terinfeksi Omicron BA.4 dan tiga lainnya terjangkit BA.5.
Nyoman mengatakan empat orang itu menjalani karantina selama lima hari di hotel. Setelah itu mereka dipulangkan dan sudah negatif Covid-19.
"Mereka kemungkinan tidak ikut karena acaranya lima hari dan mereka diceknya ada yang tanggal 25 Mei dan 26 Mei. Acara selesai, diceks ulang lagi sudah negatif, iya pulang ke negaranya," ujar Nyoman.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga sudah mengumumkan bahwa varian Omicron, yaitu subvarian BA.4 dan BA.5 ditemukan di Bali. Namun, ia tidak menjelaskan bahwa pasien itu ada yang berasal dari warga negara asing peserta acara level internasional di Bali.
"Memang sudah ditemukan di Indonesia kemarin di Bali, sudah ada empat orang terkena [subvarian] BA.4 dan BA.5," kata Budi kepada wartawan, Jumat (10/6).
(kdf/bmw)