Massa yang tergabung dalam Komunitas Teater Sejahtera Pasar Senen menggelar aksi teatrikal di depan gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (17/6).
Aksi ini merupakan sindiran terhadap Ketua MK Anwar Usman yang dinilai berpotensi melakukan konflik kepentingan lantaran menikah dengan adik Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Idayati.
Aksi teatrikal itu juga menampilkan sejumlah poster yang mengkritik Anwar. Poster-poster tersebut menyesalkan MK yang berpotensi tercemar konflik kepentingan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus tetap menjaga MK sebagai Mahkamah Konstitusi, sebagaimana amanat reformasi. Tidak boleh MK berubah menjadi 'Mahkamah Keluarga', apalagi menjadi 'Mahkamah Kasur'," tutur orator dalam aksi di depan Gedung MK itu.
"Jadi kita menyikapi situasi MK pada saat ini dari sisi kaca mata seniman. Bagaimana MK hari ini adalah, maaf kita harus bicara realita, semuanya jadi masalah keluarga diputusinnya," kata Koordinator Lapangan Komunitas Teater Sejahtera Pasar Senen, Dompak, kepada wartawan di depan gedung MK.
Dalam aksi tersebut, para pelakon seolah memperagakan situasi saat Anwar dan Idayati berbincang di ruang tidur. Mereka membicarakan sejumlah putusan MK mengenai berbagai persoalan yang terjadi saat ini.
"Dek, Kakak Ipar komentar apa soal keputusan sidang tadi siang?" tutur aktor yang menirukan Anwar.
"Katanya, 'keputusan Adik Ipar nolak gugatan hak minyak goreng itu keren'. Temen-temen Kang Mas kita seneng," balas aktris yang menirukan Idayati.
Tak hanya minyak goreng, beberapa persoalan lain seperti Undang-Undang Minerba hingga ambang batas presiden (Presidential Threshold) juga turut dibawakan.
Menurut Dompak, berbagai persoalan tersebut berpeluang dibicarakan Anwar bersama sang istri selaku adik presiden. Ia pun menilai keputusan Anwar berdasarkan tindakan tersebut tak sesuai konstitusi dan bukanlah solusi tepat bagi masyarakat.
"Lari dari konteks banget. Bukan solusi buat rakyat Indonesia. Kan enggak adil banget gitu lho kita bayar pajak tapi keputusannya selesai di keluarga mereka," ucap Dompak.
Terkait aksi teatrikal yang digelar tersebut, CNNIndonesia.com telah menghubungi Juru Bicara MK Fajar Laksono untuk meminta tanggapan.
"Ya enggak apa-apa bikin aksi untuk menyuarakan sesuatu, sepanjang tertib sesuai ketentuan. Itu merupakan hak dan kebebasan berekspresi yang dilindungi konstitusi. Silakan saja," katanya.
Saat ditanya soal konteks kritik yang diajukan para pegiat aksi teatrikal itu, Fajar menjawab, "Curiga dan menilai MK demikian, it's oke juga. Asal jangan sampai menjadi judgement tanpa bukti, anggap itu sebagai bentuk atau forum kecintaan dan kepedulian masyarakat terhadap MK."
Selain itu, hingga berita ini ditulis, CNNIndonesia.com pun belum mendapatkan pernyataan pribadi terkait aksi teatrikal itu dari Ketua MK Anwar Usman.