Gerindra soal Koalisi dengan PKB: Tak Ada Paksaan, Penuh Cinta

CNN Indonesia
Senin, 20 Jun 2022 12:08 WIB
Waketum Gerindra Habiburokhman menepis anggapan bahwa koalisi Gerindra dan PKB ibarat pasangan yang dipaksa menikah.
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. (Foto: CNN/Yogi Anugrah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menepis pernyataan Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Demokrat Andi Arief yang menganggap kerja sama yang dibangun Gerindra dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ibarat pasangan dipaksa menikah.

Menurutnya, koalisi yang Gerindra dengan PKB dibangun dengan penuh cinta.

"Kalau untuk hal bersifat kebaikan dan kemaslahatan bangsa, tidak ada paksa-paksaan, yang ada adalah dengan penuh cinta dan suka hati antara kedua pihak," kata Habiburokhman saat dihubungi, Senin (20/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyampaikan, partainya dengan PKB bergandengan tangan dengan erat dan menjalin kerja sama yang baik agar bisa ikut berkontribusi menyelesaikan berbagai macam persoalan kebangsaan.

Habiburokhman pun menegaskan koalisi yang dibangun Gerindra dengan PKB masih membuka pintu bagi partai politik lain untuk bergabung, termasuk Partai Demokrat.

"Kami tetap buka hati, pintu koalisi kemungkinan untuk bertemu dengan teman lainnya, termasuk dengan sahabat kami dari Demokrat. Jadi, masih sangat terbuka," tuturnya.

Gerindra dan PKB secara resmi mengumumkan koalisi usai ketua umum kedua partai, Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar, bertemu pada Sabtu (18/6) malam. Dalam pertemuan tersebut, kedua partai sepakat untuk bekerja sama menghadapi Pilpres, Pileg dan Pilkada 2024.

Menanggapi hal itu, Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief menyebut koalisi kedua partai ibarat pasangan dipaksa menikah. Andi tidak menjelaskan lebih rinci siapa pihak yang memaksa keduanya menikah atau berkoalisi.

Pernyataan itu disampaikan Andi menyusul kabar rencana koalisi Demokrat dengan PKB dan PKS yang santer beredar sebelumnya.

"Kami menghargai itu, ibarat anak gadis, mungkin dipaksa menikah oleh orang tuanya," kata Andi, Minggu (19/6).

(mts/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER