9 Hakim Konstitusi Berpeluang Jadi Ketua MK
Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Laksono mengungkapkan sembilan hakim konstitusi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi Ketua atau Wakil Ketua lembaga negara pengawal konstitusi tersebut.
"Namanya pemilihan, semua hakim berpeluang sama, soal siapa yang dipilih kelak, itu ya Wallahualam," ujar Fajar kepada CNNIndonesia.com melalui keterangan tertulis, Rabu (22/6).
Ketua MK saat ini dijabat oleh Anwar Usman. Sementara Wakil Ketua MK diemban oleh Aswanto.
Dalam putusan Nomor 96/PUU-XVIII/2020, MK menyatakan Pasal 87 huruf a Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas UU 24/2003 tentang MK bertentangan dengan UUD 1945.
Dengan demikian, Ketua dan Wakil ketua MK mesti dipilih ulang.
Pasal 87 huruf a UU 7/2020 tentang MK menyatakan: "Hakim konstitusi yang saat ini menjabat sebagai Ketua atau Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi tetap menjabat sebagai Ketua atau Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi sampai dengan masa jabatannya berakhir berdasarkan ketentuan Undang-undang ini".
Fajar menjelaskan Ketua dan Wakil Ketua MK yang saat ini menjabat dinyatakan tetap sah sampai dengan dipilihnya pimpinan lembaga yang baru berdasarkan Pasal 24C ayat (4) UUD 1945.
"Agar tidak menimbulkan persoalan/dampak administratif," tutur Fajar.
"Dalam waktu paling lama sembilan bulan sejak putusan ini diucapkan, harus dilakukan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi," imbuhnya.
Tata cara pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MK diatur dalam Peraturan MK Nomor 3 Tahun 2012. Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MK diselenggarakan dalam Rapat Pleno Hakim. Rapat ini dipimpin oleh Ketua Mahkamah.
Rapat Pleno Hakim dihadiri oleh paling sedikit tujuh hakim. Setiap hakim yang hadir dalam Rapat Pleno Hakim berhak untuk memilih dan dipilih sebagai Ketua atau Wakil Ketua Mahkamah.
Pengambilan keputusan pemilihan Ketua atau Wakil Ketua Mahkamah dilakukan secara musyawarah mufakat dalam Rapat Pleno Hakim yang tertutup untuk umum.
"Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah yang terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan," sebagaimana bunyi Pasal 2 ayat 2 PMK 3/2012.
(ryn/gil)