Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia Melonjak Jadi 143 Kasus

CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2022 16:01 WIB
Kemenkes melaporkan jumlah kasus mutasi SARS-CoV-2 Omicrosn dengan subvarian baru yakni BA.4 dan BA.5 bertambah menjadi 143 kasus per 23 Juni 2022.
Kemenkes melaporkan jumlah kasus mutasi SARS-CoV-2 Omicrosn dengan subvarian baru yakni BA.4 dan BA.5 bertambah menjadi 143 kasus per 23 Juni 2022. Foto: iStockphoto/franckreporter
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jumlah kasus mutasi SARS-CoV-2 Omicron dengan subvarian baru yakni BA.4 dan BA.5 bertambah menjadi 143 kasus per 23 Juni 2022. Rinciannya BA.4 20 kasus dan 123 kasus BA.5.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril menambahkan, dua subvarian ini teridentifikasi sejumlah daerah Indonesia. Rinciannya Bali tiga kasus, 98 kasus dari DKI Jakarta, 29 dari Jawa Barat, dan 13 kasus dari Banten.

"Total kasus BA.4 dan BA.5 yang telah diidentifikasi 143 kasus," kata Syahril kepada CNNIndonesia.com, Kamis (23/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Syahril melanjutkan, dari ratusan pasien itu, 73 orang berjenis kelamin laki-laki dan 70 orang perempuan. Ia juga membeberkan, dari 143 pasien tersebut, dapat diidentifikasi status vaksinasinya.

Rinciannya, lima orang belum menerima vaksin Covid-19 lantaran masuk kategori anak-anak. Kemudian tiga orang baru menerima satu dosis vaksin Covid-19, sembilan orang menerima vaksin primer lengkap atau dua dosis.

Selanjutnya 35 orang sudah menerima vaksin booster atau dosis ketiga, dan seorang yang merupakan WNA telah menerima vaksin Covid-19 empat dosis.

Kemenkes sebelumnya juga telah menyatakan kedua subvarian itu menjadi salah satu 'biang kerok' yang menyebabkan kenaikan kasus Covid-19 harian dalam 1-3 pekan terakhir. Kasus Covid-19 harian pada selama delapan hari berturut-turut bahkan kembali naik di atas 1.000 kasus.

Namun demikian, Kemenkes meminta warga tidak terlalu panik lantaran BA.4 dan BA.5 memiliki karakteristik gejala klinis lebih ringan dari pada varian Omicron sebelumnya meski cenderung lebih cepat menular.

Kedua subvarian baru itu juga dinilai memiliki karakteristik untuk menurunkan kemampuan terhadap terapi beberapa jenis antibodi monoklonal hingga memiliki kemampuan lolos dari perlindungan kekebalan yang disebabkan oleh vaksinasi dan infeksi varian Omicron.

(khr/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER