Perkembangan jumlah kasus warga yang terinfeksi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia mengalami peningkatan dalam sepekan terakhir. Kenaikan terhitung 107,6 persen lebih tinggi atau naik dua kali lipat dibandingkan pekan sebelumnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, tercatat selama periode 14-20 Juni, jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 dalam sepekan berjumlah 8.176 kasus. Sementara pada periode sepekan sebelumnya atau selama periode 7-13 Juni, kasus Covid-19 berjumlah 3.937 kasus.
Perkembangan jumlah kasus kematian warga akibat Covid-19 juga menunjukkan tren kenaikan meski tidak signifikan. Selama periode 7-13 Juni, kasus kematian Covid-19 berjumlah 30 kasus. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan data kematian sepekan terakhir yakni 43 kasus kematian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, jumlah warga yang diperiksa mengalami kenaikan kendati tidak signifikan. Selama periode 7-13 Juni, sebanyak 324.239 orang telah diperiksa. Namun sepekan setelahnya, jumlah warga yang diperiksa turun menjadi 343.832 orang.
Sebagai informasi, capaian pemeriksaan Covid-19 di Indonesia dihitung dari hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.
Kementerian Kesehatan menyatakan pemerintah siap menghadapi kemungkinan akan lonjakan kasus virus corona akibat transmisi dari mutasi Omicron dengan subvarian baru yakni BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Lihat Juga :![]() UPDATE CORONA 20 JUNI 2022 Positif Covid Naik 1.180 Kasus, Pasien Sembuh 667 Orang |
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menambahkan prediksi lonjakan kasus harian Covid-19 akibat kedua subvarian baru itu bisa mencapai 20 ribu kasus per hari dan diperkirakan terjadi pada akhir Juli mendatang.
Maxi kemudian menjelaskan, prediksi Kemenkes terkait penambahan kasus Covid-19 harian yang mencapai 20 ribu kasus per hari merupakan hasil kajian dan analisis setelah melihat perkembangan transmisi BA.4 dan BA.5 di negara-negara lainnya.
Ia menyebut, kedua subvarian itu mampu melahirkan peningkatan kasus Covid-19 sekitar 30 persen dari puncak Omicron sebelumnya.
(khr/isn)