3 Kasus Diduga PMK Ditemukan di Jakarta Utara, di Lombok Melonjak

CNN Indonesia
Jumat, 24 Jun 2022 17:08 WIB
Kepala Sudin KPKP Jakut mengatakan hewan yang diduga terjangkit sudah dikarantina, dan diobati serta diberi vitamin.
Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan memberi tanda sudah divaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada seekor sapi ternak warga di Kandang Komunal Gapoktan Desa Mertan, Bendosari, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (18/6/2022). (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)

Sementara itu, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat jumlah ternak yang terkena wabah penyakit mulut kuku (PMK) hingga saat ini terus meningkat setiap pekan.

"Data kasus PMK di Lombok Tengah mencapai 15 ribu ekor baik itu ternak sapi, kerbau dan kambing," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah Lalu Taufikurahman di Praya, Jumat (24/6) seperti dikutip dari Antara.

Kasus PMK di Lombok Tengah memang mengalami peningkatan, karena wabah tersebut terus menyerang ternak lainnya, meskipun jumlah ternak yang sembuh juga terus bertambah dari 6.000 ekor menjadi 8.000 ekor yang sembuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sisa ternak yang masih sakit sekitar 7.000 ekor dan sedang dalam proses pengobatan," katanya.

Ancaman wabah PMK di Lombok Tengah memang cukup tinggi, karena jumlah populasi ternak itu mencapai 300 ribu ekor ternak. Wabah PMK yang merupakan penyakit menular tersebut memang dapat menyerang semua hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kerbau, kambing dan babi atau hewan ternak ruminansia.

Namun, wabah tersebut di Lombok Tengah banyak menyerang ternak sapi yang hingga saat ini penyebaran terus meningkat.

"Selain sapi, saat ini ternak kerbau dan kambing juga mulai terkena wabah PMK," katanya.

Untuk mencegah penyebaran PMK tersebut, Pemerintah daerah saat ini telah mulai melakukan pengobatan masal secara gratis, namun ketersediaan obat dan anggaran yang masih kendala. Sehingga pengobatan gratis itu dilakukan secara bertahap di lokasi yang populasi sebaran kasus PMK cukup tinggi.

"Total ternak yang telah diberikan pengobatan gratis sekitar 1.200 ekor dari target 2.800 ekor sesuai dengan anggaran yang tersedia," katanya.

Sementara itu, pasar hewan di Lombok Tengah hingga saat ini masih ditutup sampai dengan tanggal 5 Juli dalam rangka mencegah penyebaran wabah PMK tersebut.

44 Ekor Sapi di Singkawang Suspek PMK

Sementara itu, di Singkawang, Kalimantan Barat, setidaknya ada 44 ekor sapi ternak yang terindikasi terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Sampai Juni ini, sudah ada 44 ekor sapi yang terindikasi terinfeksi PMK. Sapi ini dari peternakan di Singkawang Selatan dan Singkawang Tengah," kata Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Singkawang, Dwi Yanti, Jumat.

Dia mengatakan, dari delapan peternakan tempat 44 ekor sapi terindikasi terinfeksi tersebut saat ini sedang masa isolasi dan pihaknya juga melakukan disinfektan dan perawatan maksimal terhadap sapi yang terindikasi PMK tersebut.

"Meski demikian, 28 ekor sapi di antaranya sudah sembuh dari gejala PMK," tuturnya.

Menurutnya tingkat kesembuhan sapi akibat PMK ini sangatlah tinggi. Oleh sebab itu, menurutnya, peternak tidak perlu begitu khawatir jika terdapat gejala PMK pada hewan ternak mereka.

"Peternak harus waspada dan lebih intensif merawat hewan ternak mereka dengan pemberian jamu-jamuan maupun vitamin agar daya tahan tubuh ternak mereka sehat," katanya.

Dwi Yanti menambahkan, pihaknya juga rutin memberikan sosialisasi tentang penyakit PMK kepada peternak. Begitu pula hal-hal apa yang perlu dilakukan guna mencegah penyebaran PMK.

Menurutnya, beberapa cara untuk menyembuhkan ternak dari PMK yaitu meningkatkan daya tahan tubuh hewan dengan pemberian makanan yang bergizi, pemberian vitamin serta jamu-jamu olahan.

"Cara ini cukup efektif untuk kesembuhan sapi yang terindikasi PMK," katanya.

(dmi, antara/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER