Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak mempertanyakan dasar perhitungan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) soal ajang Formula E memberi dampak ekonomi sebesar Rp2,63 triliun ke ibu kota. Menurut Gilbert hitung-hitungan Indef tidak memiliki dasar.
"Saya tidak melihat dasar perhitungan Indef dalam hal ini. Juga terlihat aneh, karena banyak keuntungan tak terukur (intangible)," kata Gilbert saat dihubungi, Jumat (24/6).
Menurut Gilbert hitung-hitungan dari Indef berbeda dari laporan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Berdasarkan laporan BPK, dampak ekonomi penyelenggaraan Formula E diperkirakan hanya mencapai 78,3 juta poundsterling atau Rp1,2 triliun per tahun.
Nilai itu tercantum dalam studi kelayakan atau feasibility studies atas dampak ekonomi ajang balap mobil listrik yang dibuat SMG Insight.
"Makin aneh, karena saya melihat BPK menghitung Rp1,2 triliun Dan Indef Rp2,6 triliun. Keduanya bikin bingung," ujar Gilbert.
"Jelas sekarang biaya yang keluar Rp560 miliar dan Rp90,7 miliar tambahan terbaru dan Rp170 miliar untuk pembangunan sirkuit, sehingga total Rp840,7 miliar," paparnya menambahkan.
Sementara, kata dia, jika dilihat dari pemasukan tiket maka diperkirakan didapat sekitar Rp10 miliar. Menurutnya masih ada kebutuhan untuk menutupi Rp830 miliar lainnya.
"Lalu komponen apa yang bisa menutupi sisa Rp830 miliar? Aneh ada sponsor yang mau menutupi tanpa konsesi," jelasnya.
Oleh karena itu, Gilbert menanti pihak PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku panitia Formul E untuk buka-bukaan masalah ini.
"Mereka (Jakpro) saya baca masih menunggu hasil audit. Semoga auditornya mau bekerja benar," paparnya.
Sebelumnya Indef menyebut ajang Formula E yang digelar di DKI Jakarta beberapa waktu lalu telah memberikan dampak ekonomi Rp2,638 triliun ke ibu kota.
Jumlah tersebut terdiri atas dampak terhadap PDRB DKI Jakarta sebesar Rp 2,041 triliun dan dampak langsung sebesar Rp597 miliar. Dampak ekonomi langsung tidak hanya dilihat dari satu hari penyelenggaraan, tetapi dari awal persiapan ajang.
Jika dirinci, dampak langsung gelaran tersebut terdiri dari alokasi capex (belanja modal) gelaran tersebut mencapai Rp213 miliar dan alokasi opex (belanja operasional) sebesar Rp112 miliar.
Kemudian, commitment fee event sebesar Rp219 miliar, pembelian tiket dan pengeluaran pengunjung sebesar Rp52,4 miliar. Lalu, transaksi pengunjung UMKM sebesar Rp4,54 miliar.
Penyelenggaraan Jakarta E-Prix juga berdampak pada peningkatan kerja ekonomi sektoral Jakarta dengan peningkatan paling tinggi pada sektor rekreasi dan jasa lainnya sebesar 0,4 persen.
Kemudian sektor komunikasi (0,313 persen), jasa bisnis (0,303 persen), komputer dan elektronik (0,214 persen) dan transportasi udara dan darat (0,208 persen).
(dmi/kid)