Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Hadi Tjahjanto akan menggunakan pendekatan perang dalam menjalankan tugasnya terutama ketika ada masalah yang dihadapi.
Berbekal pengalaman di TNI, dia mengaku bakal memakai manajemen tempur mulai dari identifikasi hingga penyelesaian masalah.
"Kalau manajemen perang kan ada deteksi, identifikasi, eksekusi. Saya harus melihat situasinya, saya pelajari, saya masuk dari mana, seperti itu," kata Hadi mengutip situs setkab.go.id, Selasa (5/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadi mengaku sudah melakukan itu di tiga daerah. Menurutnya, semuanya bisa berjalan efektif dan masalah yang ada jadi bisa terselesaikan.
Hadi bakal fokus pada tiga aspek selama menjabat sebagai Menteri ATR-BPN, antara lain sertifikat tanah milik rakyat, konflik agraria dan tata ruang Ibu Kota Nusantara (IKN).
Mantan Panglima TNI itu bakal menggunakan pendekatan militer bila ada masalah yang dihadapi di 3 aspek utama tersebut.
Langkah lain yang akan dilakukan Hadi ketika ada masalah adalah terjun langsung ke masyarakat. Dia mengaku sudah punya pengalaman mengatasi masalah agraria ketika masih berada di TNI.
"Saya berani duduk bersama masyarakat, kemarin saya kunjungan juga di tengah-tengah masyarakat, saya duduk bersama, ngobrol bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah konflik agraria seperti itu," ucapnya.
Hadi pun bakal mengoptimalkan implementasi sistem elektronik, terutama untuk sertifikat tanah. Dia mendorong jajarannya di Kementerian ATR-BPN untuk memaksimalkan sistem elektronik yang telah ada demi efisiensi kinerja.
Hadi juga tak segan untuk menindaktegas mafia tanah yang kerap menjadi masalah.
"Kemudian ada mafia tanah dia enggak bisa ngaku-ngaku. Kalau dia ngaku-ngaku, langsung kita pidanakan," kata dia.
(bmw)