Sejak merebaknya isu dugaan gaji petinggi lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) hingga ratusan juta rupiah dan menerima sejumlah fasilitas mewah dari uang donasi, jumlah sumbangan hewan kurban dari donatur ACT Cabang Sulawesi Selatan (Sulsel) berdampak.
Kepala Cabang ACT Sulsel, Maskur Muhammad mengatakan ada dampak dari pemberitaan yang tengah ramai diperbincangkan oleh publik saat ini, sehingga menjelang Iduladha sumbangan hewan kurban dari para donatur mengalami penurunan sekitar 30 persen.
"Kalau di Makassar setelah pemberitaan itu cukup berpengaruh, (donatur hewan kurban) berkurang sekitar 30 hingga 40 persen. Saat ini, hanya baru 45 ekor kambing kurban. Kalau tahun lalu itu mencapai 78 ekor kambing yang diberikan dari donatur untuk dikorbankan melalui ACT," kata Maskur di kantor ACT Sulsel, Selasa (5/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai saat ini, klaim Maskur, orang yang ingin berdonasi di ACT Sulsel masih tetap ada. Namun, jumlah donatur tidak akan sama seperti hari-hari sebelum isu pemotongan dana donasi merebak di masyarakat.
"Orang yang berdonasi tetap ada, tapi tidak akan sama dengan beberapa hari kemarin. Jadi kemungkinan besar ini akan terus berkelanjutan tapi tidak kita tahu sampai kapan. Kita juga tetap mengikuti perkembangan dari pusat sehingga mudah-mudahan bisa cepat terselesaikan," jelasnya.
Meski demikian, Maskur tetap optimis para donatur yang berada di Sulawesi Selatan, terkhusus di Makassar akan tetap memberikan donasinya untuk disalurkan melalui ACT Sulsel.
"Memang berpengaruh, tapi kita tetap mengupayakan yang terbaik meneruskan amanah umat pastinya dan kita tidak akan henti-hentinya mengajak masyarakat untuk berbuat kebaikan," ungkapnya.
Sebelumnya, tanda pagar (tagar) #AksiCepatTilep hingga #JanganPercayaACT viral di media sosial. Tagar itu muncul tak lama setelah Majalah Tempo mengeluarkan laporan investigasi berjudul 'Kantong Bocor Dana Umat'.
Laporan itu membahas soal isu gaji petinggi ACT yang mencapai puluhan hingga ratusan juta Rupiah. Selain itu, dalam laporan itu disebutkan bahwa petinggi ACT menerima sejumlah fasilitas mewah dan memotong uang donasi.
Dalam klarifikasinya, Presiden ACT Ibnu Khajar menyampaikan permohonan maaf terkait dugaan penyelewengan dana donasi yang ramai di media sosial tersebut.
Ibnu mengatakan saat ini kondisi keuangan ACT dalam kondisi baik. Hal demikian sekaligus membantah pemberitaan yang menyatakan bahwa keuangan ACT bermasalah akibat dugaan penyelewengan tersebut.
Ibnu lalu menyebut laporan keuangan ACT sudah berkali-kali mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan hasil audit.
"Kami mewakili ACT meminta maaf sebesar-besarnya," kata Ibnu.