Kesaksian Santriwati Dicabuli Anak Kiai Jombang: Pakai Ilmu Metafakta

CNN Indonesia
Kamis, 07 Jul 2022 20:41 WIB
Korban kasus pencabulan anak kiai Pesantren Shiddiqiyyah Jombang mengungkap modus yang digunakan Bechi saat menjalankan dugaan pelecehan.
Kasus dugaan pencabulan Anak Kiai di Jombang. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)
Jakarta, CNN Indonesia --

Santriwati kasus pencabulan anak kiai Pesantren Shiddiqiyyah Desa Losari, Ploso, Jombang, Jawa Timur, mengungkap modus yang digunakan Moch Subchi Azal Tsani (MSAT/42) alias Bechi saat menjalankan aksi. MSAT disebut berdalih mengajarkan ilmu metafakta.

"Di kegiatan itu memakai ilmu metafakta mereka mengistilahkannya. Metafakta itu katanya tidak bisa dijelaskan menggunakan akal. Jadi saya harus melepas pakaian dan melepas pakaian itu kan enggak bisa dilogika, di luar nalar," kata korban dikutip dari liputan CNNIndonesia TV, Kamis (7/7).

Korban bercerita MSAT memaksanya mengikuti perintah dengan alasan mengajar ilmu metafakta. Padahal, saat itu korban sudah bersikeras menolak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia memaksa. Masih menggunakan alasan yang sama 'kalau kamu tidak mau berarti kamu masih menggunakan akal, kamu belum menjiwai itu metafakta'," ujarnya.

Korban mengaku tak memahami apa maksud metafakta yang disebut-sebut MSAT. Ia memutuskan diam dan menolak perintah tersebut. Akan tetapi, MSAT justru terus memaksanya. Dengan alasan yang sama, dia meminta korban mengikuti perintah.

"Di situ saya merasa tertekan, saya merasa ngawang. Saya merasa ngawang hidup enggak hidup, mati enggak mati. Saya bener-bener ngawang," tuturnya.

Ia menyesalkan kejadian yang nyatanya terus terjadi bahkan berkepanjangan tersebut. Oleh sebab itu, di tahun 2018, korban bersedia menjadi saksi atas laporan yang pertama kali dilayangkan korban lain. Pemeriksaan itu disebut sudah berjalan. Akan tetapi, gagal dan tak berlanjut.

"Saya tidak putus doa. Kemudian ada yang menguatkan saya kalau ini harus ditindaklanjuti," katanya.

"Akhirnya saya menguatkan 'ya Allah tolong hamba'. Saya memutuskan untuk mengambil jalur hukum. Kalau enggak seperti ini enggak akan selesai," ucap dia.

Polisi telah menetapkan MSAT sebagai tersangka atas dugaan pencabulan terhadap perempuan di bawah umur asal Jawa Tengah.

Polisi berupaya menangkap MSAT yang diduga masih berada di dalam pesantren hingga hari ini. Bentrokan antara polisi dan simpatisan pun terjadi. Pengikut MSAT menghalangi petugas masuk ke area pesantren.

Akibat bentrokan tersebut, ratusan massa MSAT pun ditangkap. Ada pula yang diamankan karena diduga membawa senjata.

Sebelumnya,  dalam video terlihat Pimpinan Pondok Pesantren Majma'al Bahroin Shiddiqiyyah  mengatakan bahwa kasus pelecehan seksual yang menimpa anaknya adalah fitnah keluarga. Ia pun meminta Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat tak menangkap anaknya.

"Bismillah hirohmannirohim. Allahu akbar. Demi untuk keselamatan kita bersama, demi untuk kejayaan Indonesia Raya, masalah ini masalah keluarga. Untuk keselamatan kita bersama, untuk kebaikan kita bersama, untuk kejayaan Indonesia Raya, masalah fitnah ini masalah keluarga. Untuk itu kembalilah ke tempat masing-masing jangan memaksakan diri mengambil anak saya yang kena fitnah ini. Semuanya itu adalah fitnah, Allahu Akbar," kata ayah MSAT.

Nurhidayat tak banyak berbicara dalam video itu. Ia hanya mengangguk sesekali. Sementara di depan mereka ada tampak ratusan jemaah yang menyaksikan hal itu sembari memekikkan takbir.

(blq/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER