Cerita Polisi Tembak Polisi Versi Warga: Suara Petasan hingga CCTV

CNN Indonesia
Rabu, 13 Jul 2022 06:18 WIB
Warga sekitar Rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo mengungkapkan soal suara petasan hingga CCTV diganti usai insiden polisi tembak polisi.
Rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo. (CNN Indonesia/Thohirin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rumah dua lantai seluas 200 meter yang ditempati Irjen Pol Ferdy Sambo tampak sepi dari luar balik pagar. Hanya lampu gantung di balkon lantai dua yang menyala, serta beberapa jendela rumah yang setengah terbuka.

Tak ada tanda-tanda aktivitas dalam rumah. Diintip dari lubang pagar, sebotol air mineral berukuran 330 mili yang belum dibuka tergeletak di atas rumput rumah. Di garasi bagian luar, terparkir kendaraan TVS warna hijau. Serta tiga sepeda yang ditata tak beraturan.

Pada Jumat (7/7) sore, rumah itu disebut menjadi lokasi aksi baku tembak antara dua polisi. Keduanya sama-sama ajudan pemilik rumah, Kepala Divisi Propam Polri tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertama Brigadir J korban tewas dalam insiden baku tembak tersebut. Brigadir J merupakan ajudan sekaligus supir istri Irjen Ferdy Sambo. Menurut keterangan polisi, ia ditembak usai melakukan pelecehan seksual kepada istri Ferdy di rumah.

Kedua Bintara Dua (Bharada) E, yang menembak Brigadir J sekaligus ajudan atau supir pribadi Ferdy Sambo. Bharada E berpangkat lebih rendah dari Brigadir J.

"Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke istri Kepala Kadiv Propam [Ferdy Sambo], itu benar," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Senin (11/7).

Menurut keterangan polisi, dalam insiden itu Bharada E dan Brigadir J sempat terlibat aksi saling tembak. J menembak E hingga tujuh kali, namun semuanya meleset. Sedangkan, Bharada E melayangkan tembakan hingga lima kali. Hanya satu yang meleset.

Namun, keluarga Brigadir J mengaku tak puas dengan keterangan polisi. Ia terutama heran keterangan polisi soal aksi saling tembak. Sebab, pihak keluarga menemukan bekas luka sayatan serta dua jari Brigadir J yang putus.

"Tadi malam itu dari Kepolisian Jakarta menyampaikan bahwasanya di rumah bapak yang majikannya itu, Irjen Ferdy Sambo itu ada adu tembak, jadi kami enggak puas, kalau ada adu tembak, otomatis enggak ada luka sayatan gitu kan," kata keluarga dekat Brigadir J, Roslin, Senin (11/7).

Suara Petasan

Rumah berwarna krem dengan palet coklat itu memiliki dua muka. Satu arah menghadap ke Timur, satu arah lagi menghadap Selatan. Arah kedua lebih nampak seperti garasi yang lebih sering dipakai untuk memarkir mobil.

Lantai luar garasi itu sebagian nampak pecah-pecah dan ukurannya lebih luas dari garasi di muka rumah yang menghadap ke Timur. Tak ada kendaraan yang terparkir di sana. Dari sela-sela garasi itu tampak kilatan siluet bagian dalam rumah.

CNNIndonesia.com menjumpai Marjuki, petugas keamanan kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan yang berjaga di lokasi saat kejadian. Saat itu, ia mengaku mendengar beberapa kali suara dari arah rumah Ferdy.

Namun, ia tak mengira suara tersebut merupakan suara letupan senjata. Marjuki mengira suara tersebut merupakan suara petasan yang dimainkan anak-anak, karena Jumat (8/7) sore itu bertepatan dengan malam sebelum Hari Raya Idul Adha versi Muhammadiyah pada Sabtu (9/7).

Sementara, pemerintah secara resmi mengumumkan Hari Raya Idul Adha versi Kementerian Agama (Kemenag) sehari setelahnya pada Minggu (10/7).

"Wong kita anggapnya petasan. Nonton TV. Biasa sambil main TikTok," ujar Marjuki kepada CNNIndonesia.com, Selasa (12/7).

Di kompleks Polri Duren Tiga, Hari Raya Idul Adha mengikuti pengumuman resmi pemerintah. Hal itu dikatakan salah satu tetangga Ferdy Sambo. Dia mengaku tak mendengar suara takbiran saat insiden kejadian. Satu-satunya tempat digelarnya Salat Id adalah masjid yang berada sekitar 500 meter dari Kompleks Polri.

"Di sini Minggu (Idul Adha)," kata dia.

Kompleks Polri Duren Tiga juga tampak sepi. CNNIndonesia.com yang berdiam di lokasi sejak Selasa (12/7) siang hingga menjelang petang, tak menjumpai anak-anak yang berseliweran atau bermain di sekitar kompleks. Beberapa warga yang berjalan-jalan di luar kompleks umumnya merupakan asisten rumah tangga.

Menurut Marjuki, Kompleks Polri Duren Tiga dihuni sekitar 66 KK. Mereka umumnya para perwira polisi mulai tingkat menengah (Pemen) hingga perwira tinggi (Pati). Namun, sebagian juga telah ada yang pensiun.

"Tapi ya ada yang masih muda. Ada AKP, Kombes, Kompol," kata dia.

Rumah Irjen Pol Ferdy Sambo Ramai hingga Malam

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER