Keluarga Brigadir J yang tewas dalam aksi penembakan di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo menyebut ponsel milik Brigadir J tak ditemukan usai peristiwa itu terjadi.
Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak, meminta pihak kepolisian agar mengembalikan ponsel milik keponakannya itu.
"Kami mintakan HP anak kami dikembalikan tiga karena di situ semua bukti percakapan orangtua dengan Nofriansyah Yosua (Brigadir J)," kata Rohani, dikutip dari CNN Indonesia TV, Selasa (12/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rohani juga mengatakan ibu dari Brigadir J sempat memohon-memohon kepada perwakilan Mabes Polri yang menyambangi rumah duka agar menyerahkan ketiga ponsel milik anaknya.
Menurutnya, ponsel itu menyimpan bukti terkait peristiwa baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E di rumah Ferdy Sambo.
"Jadi mamaknya bilang 'HP anakku setahuku tiga HP-nya, tolong, tolong karena di situ bukti-bukti semua'. Itu bukti kuat sama penyelidikan ini," ucapnya.
Brigadir J tewas ditembak oleh Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo yang terletak di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7) lalu. Namun, peristiwa baru terungkap pada Senin (11/7).
Brigadir J merupakan sopir istri Ferdy, sementara Bharada E ajudan pengamanan Kadiv Propam.
Menurut polisi, Brigadir J ditembak setelah memasuki kamar istri Sambo dan diduga melakukan pelecehan. Brigadir J merupakan sopir istri Sambo.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut istri Sambo sempat berteriak dari kamar. Bharada E mendengar teriakan tersebut dan langsung masuk ke dalam rumah.
Ramadhan menyebutkan Brigadir J sempat panik lantaran bertemu dengan Bharada E ketika hendak keluar kamar.
Menurutnya, Brigadir J mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E.
Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E. Sementara lima tembakan Bharada E mengenai Brigadir J hingga tewas.
(lna/tsa)