Pertaruhan Polri di Tangan Tim Khusus Kasus Penembakan Brigadir J

CNN Indonesia
Jumat, 15 Jul 2022 13:16 WIB
Kepercayaan publik terhadap institusi Polri dipertaruhkan jika kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J tidak diusut tuntas.
Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. (Arsip Istimewa via Detikcom)

Bambang mengatakan dalam kasus yang melibatkan anggota, Polri seharusnya mengikuti langkah saudara tuanya, yakni TNI. Dia mencontohkan kasus sejoli Handi dan Salsabila di Nagreg, Jawa Barat yang melibatkan perwira menengah TNI.

"(Kasus) Kolonel Priyanto itu TNI melakukan penanganan dengan cepat tuntas dan transparan. Harusnya belajar dari TNI," ucapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kriminolog dari Universitas Gajah Mada (UGM) Suprapto menilai pembentukan tim khusus itu wajar jika ingin menggali sejumlah pertanyaan yang beredar di masyarakat terkait kasus tersebut.

Ia setidaknya mencatat sejumlah hal yang masih janggal dan menjadi pertanyaan, mulai dari luka sayatan di tubuh Brigadir J, tak ada peluru yang mengenai Bharada E, hingga kemungkinan adanya pihak lain dalam penembakan itu.

"Apakah (hasil tim) itu nanti valid atau tidak karena itu sesama Polri, saya kira mereka kan punya doktrin dan mereka juga punya sumpah, saya kira akan mematuhi apa yang ditugaskan oleh pimpinannya untuk kerja sebaik-baiknya," katanya.

Di sisi lain, keterlibatan Komnas HAM dalam penyelidikan secara independen menurutnya merupakan hal yang positif.

Temuan Komnas HAM, kata dia, nantinya bisa menjadi pembanding hasil yang diperoleh tim khusus yang dibentuk Kapolri.

"Atau mereka bekerja secara bersama-sama, sehingga kalau ada keraguan kita terhadap obyektivitas tim khusus itu tentunya bisa diminimalkan dengan adanya pihak independen ini. Tapi memang akan jadi lebih obyektif lagi bekerja sendiri-sendiri lalu hasilnya dibandingkan," katanya.

(yoa/pmg)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER