Gubernur DKI Anies Baswedan mengaku mendukung fenomena Citayam Fashion Week yang dipelopori anak-anak remaja dari sejumlah daerah penyangga Jakarta yang kerap nongkrong di kawasan sekitar Taman Dukuh Atas, Jakarta.
Menurut Anies, Citayam Fashion Week merupakan bentuk kebebasan berekspresi anak-anak muda. Ia pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Itu bagian dari ekspresi anak muda dan memang anak muda itu kan berani buat terobosan ya, anak muda ini berani buat inovasi, kita hormati, mereka adalah perwakilan dari masa depan, jadi kita hormati mereka," kata Anies di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Selasa (19/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Anies meminta para remaja asal Citayam itu harus tetap menjaga ketertiban dan kebersihan kawasan tersebut. Anies juga tidak pernah melarang para remaja asal Citayam itu menyalurkan ekspresi mereka di kawasan tersebut.
"Selama satu, jaga kebersihan, jaga ketertiban, hormati orang lain, hargai orang lain. Itu yang harus dijaga. Jadi, kalau itu dilakukan, maka itu lah kebebasan berekspresi," tegasnya.
Sebagai informasi, pada Selasa siang, Anies mengajak rombongan bank investasi Eropa ke Dukuh Atas dan berjalan ala 'Catwalk Citayam Fashion Week' di zebra cross kawasan tersebut.
Dalam kesempatan itu turut hadir Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, Head of VP Kris Peeters' Office Sunita Lukhoo, dan Head of EIB Group for Southeast Asia & The Pacific Lucas Lenchant.
Anies mengatakan tujuan kawasan Dukuh Atas memang dibangun guna menjadi ruang ketiga di tengah masyarakat. Menurut dia ruang ketiga adalah ruang bersama, tempat orang-orang bisa merasakan kesetaraan dan punya kesempatan untuk datang.
Di ruang ketiga itu, kata dia, siapapun tidak perlu merasa minder ataupun tinggi hati. Sebab, kata dia, tempat itu dibangun untuk menyetarakan semua masyarakat dari berbagai kalangan.
"Karena tempat itu tempat yang menyetarakan bagi semua dan silakan menggunakan tempat ini untuk apa yang menjadi kebahagiaannya," ujar Anies.
Citayam Fashion Week tengah viral di media sosial dan menjadi sorotan masyarakat umum.
Fenomena ini disebabkan banyak anak muda dari daerah penyangga Jakarta seperti Bojong Gede, Depok, Bekasi, Tangerang dan Citayam datang dan berkumpul di Dukuh Atas, Jakarta.
Kebiasaan mereka mengenakan pakaian mencolok bisa dilihat setiap sore di wilayah Dukuh Atas. Belakangan jumlah mereka membeludak pada akhir pekan sehingga memunculkan istilah Citayam Fashion Week.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengatakan fenomena tersebut merupakan bagian dari aktivitas generasi muda mengembangkan dan mengekspresikan diri. Ia menegaskan pihaknya juga tidak akan melarang, malah akan memberikan edukasi kepada para ABG tersebut.
"Pemberian edukasi, pemberian pemahaman bahwa ruang ketiga harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mereka nyaman," ujar iwan kepada wartawan, Selasa.
Iwan mengatakan pihaknya menyambut baik fenomena Citayam Fashion Week. Namun demikian, Pemprov DKI belum bisa memberi kepastian apakah pihaknya bakal memfasilitasi fenomena tersebut.
Sebab, menurut Iwan, hal itu perlu dibahas lebih lanjut oleh berbagai pemangku kepentingan. Apalagi, Citayam Fashion Week digelar di jalanan.
"Perlu pembahasan banyak pihak, karena terkait, pertama, itu dekat lalu lintas," ungkapnya.