Warga Swadaya Bangun Palang Pintu Kereta di Lokasi Odong-odong Maut
Pascakecelakaan odong-odong tertabrak kereta di perlintasan tanpa pintu yang menewaskan 9 orang, warga desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten bergotong-royong membangun palang secara swadaya.
Masyarakat Desa Silebu, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, urunan uang untuk membangunnya.
"Itu juga artinya harus membiayai diri sendiri, RT 1 RW 3 dan yang sebelah sana RT 1 RW 2, makanya kita masing-masing bikin palang pintu," kata Ketua RT 01 RW 03, Sulaeman, ditemui di sela-sela gotong royong bersama warga, Kamis (28/7).
Sulaeman menceritakan satu unit palang pintu membutuhkan biaya pembuatan sekitar Rp2 juta. Alhasil untuk 2 unit palang kereta api itu menghabiskan biaya sekitar Rp4 juta.
Bukan hanya dari warga, kata Sulaeman, terpantau pula ada dari unsur pegawai Pemkab Serang hingga manajemen kereta api yang turut membantu biaya pembuatan palang pintu sederhana. Palang pintu kereta swadaya masyarakat itu terbuat dari besi, diberi beban batu dan dipasangi tali.
"Makanya kita musyawarah dengan masyarakat lainnya, kita membikin palang pintu, inisiatif masyarakat demi keselamatan orang banyak," jelasnya.
Secara bergantian, warga setempat menjaga palang pintu. Mereka juga telah mendapatkan jadwal resmi dari PT Kereta Api Indonesia (KAI), kapan kereta akan melewati perlintasan tersebut.
Untuk kebutuhan makan dan minum penjaga, warga menaruh kardus bekas. Jika ada pengendara yang melintas, bisa menyisihkan sedikit uangnya untuk kebutuhan penjaga perlintasan.
Sulaeman menceritakan dari hasil musyawarah di balai desa, akan ada penjaga yang pekerjakan dan mendapatkan gaji setiap bulannya.
"Udah musyawarah itu, yang punya ijazah SD, SMP, menerima pendaftaran, 2 orang satu pintu, siang satu, malam satu, jadi semuanya minta empat. Daftarnya ke Pak Lurah, Pak Lurah udah musyawarah dengan kabupaten, nanti katanya ada diperhatikan," kata dia.