BMKG Ungkap Potensi Gempa Magnitudo 8,7 & Tsunami 10 Meter di Cilacap

CNN Indonesia
Jumat, 29 Jul 2022 16:18 WIB
BMKG memaparkan potensi bencana alam hasil kajian ahli dan pakar kegempaan. Pemerintah daerah dan masyarakat diminta bersiap menghadapi skenario terburuk.
Benteng Karang Bolong di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Cilacap berada di garis Pantai Selatan Jawa dan menghadap langsung dengan zona tumbukan lempeng. (CNN Indonesia/Adi Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, berpotensi mengalami gempa berkekuatan 8,7 skala magnitudo (M), yang kemudian disusul tsunami dengan ketinggian air lebih dari 10 meter.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut potensi itu merupakan pemodelan tsunami dengan skenario terburuk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini mengingat Cilacap merupakan daerah yang berada di garis Pantai Selatan Jawa dan menghadap langsung dengan zona tumbukan lempeng, antara lempeng Samudera Hindia dengan lempeng Eurasia.

"Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi terjadi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap, sebagai akibat dari gempa bumi dengan kekuatan M = 8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut," kata Dwikorita dalam situs resmi BMKG, Jumat (29/7).

Melihat potensi bencana alam itu, Dwikorita lantas meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus bersiap menghadapi skenario terburuk. Ia mewanti-wanti, prakiraan skenario terburuk itu bukanlah ramalan, melainkan merupakan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan.

Namun demikian, perihal kapan waktunya terjadi, kata dia, hal tersebut belum dapat diketahui, mengingat hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa.

"Perhitungan skenario terburuk tersebut merupakan acuan untuk mempersiapkan langkah-langkah mitigasi. Sehingga andaikata terjadi gempabumi dan tsunami sewaktu-waktu, pemerintah dan masyarakat sudah siap dan tahu apa-apa saja yang harus dilakukan," kata dia.

Dwikorita meminta agar pihak swasta dan industri turut membantu dan terlibat dalam upaya mitigasi bencana di wilayah Cilacap. Upaya itu menurutnya sebagai bagian dari sinergi pentahelix dalam penanganan bencana.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada BMKG yang telah mengadakan Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) untuk masyarakat di kawasan pesisir Cilacap.

SLG tersebut berlangsung selama 27-28 Juli 2022. Kegiatan tersebut diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari berbagai kalangan seperti TNI, Polri, Basarnas, Satpol PP, PMI, perwakilan SKPD, perwakilan pegawai Kelurahan/Desa dan Kecamatan, serta relawan dan masyarakat umum.

"Gempa dan tsunami tidak ada yang bisa memprediksi, semuanya dari Tuhan, dari Allah. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka harus siap. Kesiapan ini harus disertai dengan edukasi melalui SLG ini," ujar Tatto.

(khr/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER