Benny K Harman Minta Kapolri Bebaskan Warga yang Protes Tiket Komodo
Anggota Komisi III DPR RI Benny Kabur Harman meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo segera membebaskan masyarakat yang ditangkap saat menggelar aksi mogok massal menolak rencana penetapan tarif masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi Rp3,75 juta.
Berdasarkan keterangan salah seorang peserta aksi, Rio Prakoso, aparat kepolisian menangkap sedikitnya 10 orang.
"Mohon mereka yang ditahan segera dibebaskan. #RakyatMonitor#," kata Benny lewat akun Twitter miliknya, @BennyHarmanID, Selasa (2/8).
Ia mengatakan demonstrasi merupakan hal yang dijamin lewat Undang-undang Dasar (UUD) 1945. Menurutnya, polisi tidak boleh merespons penolakan masyarakat terhadap rencana penetapan tarif masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi Rp3,75 juta dengan kekerasan.
"Yth Pak Kapolri. Demonstrasi itu hak menyatakan pendapat yang dijamin UUD '45 & UU Negara. Jika masyarakat Labuan Bajo berdemonstrasi meminta penjelasan/menolak kenaikan tarif masuk TNK, janganlah dihadapi dengan kekerasan," ujar Waketum Partai Demokrat itu.
Sebagai informasi, aksi mogok massal yang dilakukan pelaku dan operator pariwisata di Labuan Bajo berujung penangkapan oleh polisi di Manggarai Barat pada Senin (1/8).
"Sekitar 10-an orang (yang ditangkap) tapi kalau untuk teman yang saya tahu itu yang setahu saya sendiri enam orang. Tapi informasi semua sepuluh orang," kata Rio saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (1/8).
Dia menyampaikan penangkapan terhadap massa yang melakukan aksi mogok terjadi di Puncak Wairingin.
Ada beberapa dari sepuluh orang yang ditangkap polisi dikenali olehnya. Mereka adalah Ahyar Abadi, Luis, Rafael Todowela (Ketua Formapp) dan Afand.
Dia membantah penangkapan terhadap massa yang melakukan aksi tersebut berlangsung di Bandara Komodo seperti disampaikan Kapolres Manggarai Barat, AKBP Felli Hermanto.
"Di Puncak Wairingin penangkapannya bukan di Bandara. Tidak ada aksi di bandara, tidak ada, tidak ada. Saya jamin itu. Tidak ada aksi demo di bandara," ujar Rio yang ikut dalam aksi mogok tersebut.
Terpisah, Felli mengamini ada kekerasan dari personelnya. Namun, ia mengatakan petugas perlu melakukan itu karena massa melakukan perlawanan.
"Itu reaksi (dari aparat), karena yang bersangkutan melawan, (saat diamankan)" ucapnya.
Dia menegaskan bahwa orang-orang yang diamankan tersebut adalah mereka yang berorasi. Ada pula beberapa orang lainnya yang diduga sebagai penyusup yang ikut dalam aksi tersebut.
Felli kembali menegaskan bahwa penangkapan tersebut berlangsung di Bandara Komodo. Pasalnya, aksi massa tersebut telah mengancam obyek vital nasional dan juga menghalangi kedatangan para tamu ke Labuan Bajo.