Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat mengakui pihaknya kurang sosialisasi terkait kenaikan tiket masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar menjadi Rp3,75 juta kepada pelaku pariwisata di Labuan Bajo.
"Kita berpikir positif saja, yang pasti kurang sosialisasi," kata Viktor usai menggelar rapat bersama Forkopimda NTT di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, Kupang, Senin (1/8).
Viktor menggelar rapat bersama Forkopimda merespons aksi pelaku pariwisata yang mogok massal menolak kenaikan harga tiket wisata di Pulau Komodo dan Pulau Padar, Labuan Bajo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari rapat ini, pihaknya sepakat menggencarkan sosialisasi secara serius tentang kenaikkan tarif masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar.
"Yang pasti kekurangan itu ada pada pemerintah," ujarnya.
Viktor memastikan tarif masuk ke Pulau Komodo dan Pulau Padar sebesar Rp3,75 juta tetap berlaku hari ini. Namun, politikus NasDem itu berjanji akan melakukan evaluasi untuk melihat kekurangan yang timbul akibat penerapan tarif baru tersebut.
Viktor berdalih pembatasan masuk ke Pulau Komodo dan Pulau Padar lewat kenaikan tarif ini dalam rangka konservasi.
"Agar bisa meminimalisir pemboman ikan, pencurian makanan komodo yang nantinya berdampak terhadap ekosistem komodo," katanya.
Viktor pun mengimbau wisatawan baik mancanegara, domestik maupun warga lokal yang tetap ingin melihat komodo bisa datang ke Pulau Rinca. Menurutnya, terdapat 1.300 ekor komodo di pulau tersebut.
"Di sana (Pulau Rinca) masih ada 1.300 ekor (Komodo)," ujarnya.
Viktor meminta kelompok yang menolak kenaikan tarif masuk Pulau Komodo dan Padar tak mengganggu kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo.
Ia mengancam akan mengambil tindakan tegas kepada kelompok yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan.
"Kami Forkopimda, saya sebagai gubernur dan seluruh Pimpinan Forkopimda akan mengambil langkah tegas jika wisatawan merasa terganggu," katanya.
Tarif masuk Pulau Komodo dan Pulau Padar dan kawasan perairan sekitarnya resmi naik menjadi Rp3,75 juta pada hari ini.
Pemerintah tetap menerapkan tarif baru tersebut meskipun mendapat penolakan dari pelaku pariwisata di Labuan Bajo.
Penolakan tersebut ditandai dengan aksi mogok massal oleh pelaku pariwisata dengan tidak melayani wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo. Mereka menganggap kenaikan tarif tersebut telah membunuh usaha pariwisata di Labuan Bajo.
(ely/fra)