Temuan-temuan Seputar Beras Bansos yang Dikubur di Depok
Warga Depok, Jawa Barat, dibuat geger dengan temuan beras bantuan sosial (bansos) yang ditimbun di tanah di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok.
Timbunan itu terungkap usai ahli waris pemilik lahan melakukan penggalian dengan alat berat. Dalam foto-foto yang beredar, kondisi beras itu tampak sudah rusak.
Tiga pihak mendapat sorotan dalam kasus ini yakni JNE selaku distributor, kepolisian selaku penyelidik dan Kementerian Sosial.
CNNIndonesia.com merangkum sejumlah temuan terkait beras bansos Presiden Joko Widodo di Depok:
A. Temuan Versi Polisi
Bansos Dikubur karena Kehujanan
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan mengatakan alasan perusahaan ekspedisi JNE, selaku pihak distributor, mengubur beras bansos Presiden Jokowi yakni karena paket tersebut rusak akibat terkena hujan. Hal itu diketahui usai polisi memeriksa JNE guna mengusut penimbunan bantuan tersebut.
Berdasarkan keterangan JNE, Zulpan menjelaskan paket bansos itu mulanya disimpan di gudang Bulog di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur. Akan tetapi, ketika hendak menyalurkannya ke masyarakat, pihak JNE mengalami gangguan dalam perjalanan sehingga bansos menjadi rusak.
"Pada saat ambil beras di Pulogadung ini mengalami gangguan dalam perjalanan yaitu akibat hujan deras sehingga beras ini dikatakan dalam kondisi rusak," ujar Zulpan
Klaim JNE Sudah Ganti Beras yang Dikubur
Zulpan juga mengatakan JNE mengklaim telah mengganti paket beras bansos yang dikubur di Depok tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan, JNE mengklaim telah mengganti beras bansos yang basah dan rusak dengan paket setara.
"Kemudian dikarenakan beras basah, maka itu, menurut JNE adalah tanggung jawab JNE, dan beras tersebut telah diganti JNE dengan paket setara," ujar Zulpan kepada wartawan, Senin (1/8).
Meski begitu, Zulpan mengaku belum bisa memastikan kebenaran penggantian paket bansos presiden itu. Sebab, sampai saat ini pihaknya baru mendapatkan keterangan lisan pihak JNE.
Total 3.675 Kilogram Beras yang Dikubur
Karo Penmas Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan total beras bansos yang dikubur di Depok mencapai 3.675 kilogram. Beras-beras itu disebut terbagi dalam 289 karung beras dengan ukuran 5, 10, dan 20 kilogram.
"Atau setara dengan 139 KPM, Keluarga Penerima Manfaat," kata Ramadhan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (2/8).
Beras Dikubur Sejak 2021
Ramadhan mengungkapkan penimbunan beras bantuan sosial itu terjadi pada November 2021. Penimbunan itu pun telah dicatat JNE sebagai berita acara.
"Diketahui bahwa pihak JNE mengubur atau memendam beras tersebut pada tanggal 5 November 2021," jelasnya.
Ramadhan juga menyebut proses penguburan bansos presiden itu dilakukan JNE lewat kerja sama dengan PT Indah Berkah Bersaudara. Menurut Ramadhan, JNE tidak memiliki SOP yang mengatur cara pemusnahan barang kiriman rusak.
B. Temuan Versi Kemensos
Bansos yang Dikubur Bukan dari Kemensos
Kementerian Sosial (Kemensos) mengklaim beras bansos yang dikubur di Depok bukan berasal dari pihaknya.
Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemensos Dadang Iskandar mengatakan pihaknya tak menemukan logo ataupun label Kemensos di kemasan paket bansos tersebut. Pasalnya, Kemensos disebut selalu memberi label 'bantuan presiden melalui Kemensos' pada setiap kemasan beras yang disalurkan ke masyarakat.
"Tadi kami sudah lihat yang 20 kg tidak ada (label Kemensos)," kata Dadang di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Selasa (2/8).
Terpisah, Menteri Sosial Tri Rismaharini juga mengatakan pemberian beras bansos itu tidak terjadi pada masa periode jabatannya. Menurut dia, setelah dilantik sebagai Menteri Sosial pada 23 Desember 2020, Presiden Joko Widodo memintanya untuk tidak menyalurkan bantuan sosial dalam bentuk barang.
"Jadi yang jelas itu bukan zaman saya, karena waktu saya jadi menteri, Bapak Presiden sudah menyampaikan 'Bu Risma, jangan bantuan berupa barang," kata Risma dikutip dari Antara, Senin (1/8).
Tak Hanya Berisi Beras
Kemensos menyampaikan paket bansos itu tak hanya berisi beras, tetapi juga telur serta tepung terigu. Dadang mengatakan hal itu diketahui usai pihaknya melihat langsung kondisi bansos yang terkubur di Depok.
"Jadi kondisi yang tadi saya datangi itu kondisi bau, bau sekali. Telur busuk dan segala macam. Jadi kalau dilihat dari kondisi yang ada, ini sebenarnya bukan bantuan beras saja, tapi ada tepung ada telur," ujarnya.
Ia lalu berujar paket bansos yang disalurkan Kemensos tidak berisi bahan pokok seperti tepung terigu dan telur. Ia pun menyebut pihaknya belum mengetahui siapa pemilik bansos itu.
"Penjelasannya dari pihak Bulog, bahwa bantuan ini bukan hanya dari Kemensos. Ada juga dari Pemda pun melakukan pemberian bantuan yang sejenis ada gula, ada telur," ujarnya.
C. Temuan Versi JNE
JNE Klaim Penimbunan Sesuai Prosedur
Perusahaan jasa antar kirim barang, JNE, selaku distributor beras bansos, mengklaim tak ada pelanggaran prosedur terkait penguburan beras bansos di Depok.
Vice President JNE Eri Palgunadi menjelaskan beras bansos itu dikubur lantaran kondisinya rusak alias tak layak dikonsumsi. Menurutnya, penimbunan itu sudah sesuai dengan standar operasional yang berlaku.
"Terkait dengan pemberitaan temuan beras bansos di Depok, tidak ada pelanggaran yang dilakukan, karena sudah melalui proses standar operasional penanganan barang yang rusak sesuai dengan perjanjian kerja sama yang telah disepakati dari kedua belah pihak," kata Eri dalam keterangan tertulis, Minggu (31/7).
Eri juga mengatakan JNE berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada semua pelanggan. Pihaknya pun senantiasa mendukung program pemerintah terkait penyaluran bansos.
(blq/wis)