Ahli spiritual Gus Samsudin belakangan berseteru dengan konten kreator Marcel Radhival alias Pesulap Merah yang berujung dengan pelaporan dirinya terhadap Marcel.
Perseteruan itu bermula sejak sang konten kreator kerap mencoba mematahkan aksi-aksi supranatural yang dilakukan Gus Samsudin. Pesulap Merah beranggapan bahwa Gus Samsudin menipu warga melalui triknya.
"Jadi katanya ini adalah pembersihan dari santet lah terus penarikan guna-guna dan sebagainya, padahal cuma trik receh," kata Pesulap Merah dikutip dari akun Youtubenya, Kamis (4/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai saling berdebat melalui kanal Youtube masing-masing, Pesulap Merah pun memutuskan untuk menemui langsung Gus Samsudin ke padepokan. Akan tetapi, setibanya di padepokan, pihak Gus Samsudin tak menyambut Pesulap Merah.
Pesulap Merah dan tim tidak diizinkan menemui Gus Samsudin lantaran kedatangannya dinilai tidak dengan niat baik.
"Karena di video itu sudah menjelek-jelekan, ada niat buruk, maka tidak saya ijinkan. Karena hanya penasaran," kata Supriarno.
Kedua pihak pun terlibat cekcok. Kini Gus Samsudin melaporkan Pesulap Merah ke Polda Jawa Timur (Jatim) karena dianggap telah mencemarkan nama baiknya di YouTube. Selain itu, ia juga dipolisikan dengan tuduhan ujaran kebencian.
"Kami melaporkan si Marcel tindak pidana pencemaran nama baik dan ujaran kebencian," kata Kuasa Hukum Samsudin, Teguh Puji Wahono usai laporan, Rabu (3/8).
Teguh mengatakan apa yang disampaikan Pesulap Merah di YouTube-nya merupakan penggiringan opini. Ia pun melaporkan sang pesulap dengan Pasal 27 ayat (3) dan 28 ayat (2) UU ITE.
"Jadi kami proses sesuai hukum yang berlaku. Kami laporkan Pasal 27 ayat (3) dan 28 ayat (2) Undang-undang (UU) ITE," ucapnya.
Ramai Dikritik
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi mengkritik aksi supranatural yang dilakukan oleh Gus Samsudin.
Gus Fahrur, sapaan akrabnya, meminta masyarakat dan umat Islam lebih jeli dan selektif sehingga bisa membedakan dukun dan kiai.
Menurut Gus Fahrur, dukun berbeda dengan kiai. Dukun memakai trik sedangkan kiai memiliki karomah atau kemuliaan.
"Kita harus selektif. Kita kan kadang dukun di kiai-kan, itu salah. Jangan kiai-kan dukun. Masyarakat mesti ditekankan bahwa kalau karomah itu tidak diobral. Karomah itu diberikan kepada wali, kekasih Allah, tidak untuk jualan, tidak untuk komersil atau konten. [Kalau dukun] itu tipuan, sihir, atau sulap," kata Gus Fahrur di laman resmi NU, dikutip Selasa (2/7).
Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur juga turut mengkritik Gus Samsudin. Bendahara GP Ansor Jatim Muhammad Fawait mengecam keras pencatutan gelar 'gus' yang dilakukan praktik perdukunannya.
Menurut Gus Fawait, apa yang dilakukan Samsudin bisa menyesatkan masyarakat dan cenderung dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi.
"Orang yang melakukan praktik perdukunan menyebut dirinya kiai atau gus. Hal itu untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat. Tapi ujung-ujungnya mencari keuntungan pribadi. Ini tentu merugikan kiai dan gus yang benar-benar asli," kata Gus Fawait, Selasa (2/8).
Sebelumnya, padepokan Gus Samsudin di Desa Rejowinangun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur didemo warga karena dianggap melakukan praktik penipuan.
Warga mendesak padepokan ditutup karena diduga menipu dengan modus pengobatan atau rukiyah.
Meski begitu, Gus Samsudin menolak tuntutan warga agar padepokannya ditutup. Menurut dia, tempat praktiknya telah berizin dan dirinya tidak pernah merugikan pihak manapun.