Eks Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM Natalius Pigai menyebut warga di Kabupaten Lanny Jaya, Papua kelaparan karena pemerintah setempat sibuk mengurusi Otonomi Khusus dan pemekaran daerah baru (DOB).
Bahkan, kata Pigai, akibat itu empat warga meninggal dalam keadaan kelaparan.
"Rakyat Papua tidak dilayani baik karena para pejabat daerah baik Gubernur, Bupati semua hanya melayani keinginan Jokowi & Jakarta agar revisi UU Otsus, pembentukan DOB," kata Pigai kepada CNNIndonesia.com, Kamis (4/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akibatnya kita lihat kelaparan luar biasa. Jika pemerintah bekerja serius rakyat tidak mungkin lapar. Dan empat orang meninggal," imbuhnya.
Pernyataan serupa juga ia unggah bersama video dalam akun Twitternya @NataliusPigai2. Dalam video yang diunggahnya, tampak sejumlah warga di berada di atas bukit yang kekeringan.
Ia menyebut video tersebut adalah potret warga Lanny Jaya yang kelaparan. Ia kukuh bahwa akibat kelaparan itu adalah kurangnya perhatian dari pemerintah setempat, bukan karena kekeringan.
"Cuaca itu musiman tiap tahun ada bukan 100 tahun sekali. Itu kematian struktural dan kurang ada sentuhan pemerintah," ucap dia.
Pemprov Bantah
Juru Bicara Pemprov Papua Muhammad Rifai Darus membantah tudingan Pigai terkait itu. Menurutnya, video yang diunggah oleh Pigai adalah potret kekeringan di Lanny Jaya karena cuaca ekstrem.
"Itu cuaca ekstrem," kata Rifai kepada CNNIndonesia.com.
Rifai menjelaskan tanggal 6 sampai 16 Juli, Papua dilanda cuaca ekstrem. 548 warga terdampak. Sementara empat orang dinyatakan meninggal karena penyakit.
Rifai juga mengklaim pihaknya dan pemerintah setempat tengah mendampingi warga. Pihaknya juga sudah memberikan bantuan terhadap warga yang terdampak.
"Pemerintah sudah terus mendampingi. Dan masih banyak lagi dari pemerintah kabupaten dan juga kabupaten lain yang ada," ucap dia.
(yla/gil)