Ramai-ramai Akademisi Tolak Jadi Dewan Pakar Musra Relawan Jokowi

CNN Indonesia
Jumat, 05 Agu 2022 10:46 WIB
Sejumlah akademisi menolak undangan dari relawan Jokowi untuk menjadi Dewan Pakar Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia.
Ilustrasi. Sejumlah akademisi menolak undangan dari relawan Jokowi untuk menjadi Dewan Pakar Musyawarah Rakyat Indonesia. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah akademisi menolak undangan dari relawan Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi Dewan Pakar Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia.

Penolakan pertama datang dari Rektor Universitas Indonesia (UI) Arie Kuncoro. Arie beralasan dirinya sibuk memimpin UI.

"Tidak [menjadi Dewan Pakar Musra] karena kesibukan kami," kata Arie kepada CNNIndonesia.com, Kamis (4/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, peneliti komunikasi politik yang juga mantan Guru Besar UI Effendi Gazali menyampaikan hal serupa. Effendi mengaku belum menerima surat resmi dari Musra karena sedang berada di luar negeri.

Effendi berkata sedang sibuk penelitian sehingga tak bisa memenuhi undangan itu. Namun, ia berharap Musra dapat berjalan lancar.

"Ide acara ini pasti bagus, menjemput aspirasi rakyat, tapi saya pasti tidak sempat ikut dalam sebuah dewan pakar yang sifatnya tetap dalam jangka waktu panjang," ungkap Effendi lewat keterangan tertulis, Kamis.

Penolakan juga datang dari Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria. Arif dengan tegas menolak undangan itu.

"Yang pasti rektor harus menjaga independensi dan tidak boleh berpolitik praktis," ucap Arif melalui pesan singkat, Jumat (5/8).

Sebelumnya, sejumlah kelompok relawan Jokowi berencana menggelar Musra untuk menjaring aspirasi rakyat di 34 provinsi. Salah satu agenda salam musyawarah itu adalah menjaring usulan nama calon presiden (capres).

Mereka meminta kesediaan sejumlah akademisi untuk menjadi dewan pakar. Nama Arif Satria, Arie Kuncoro, dan Effendi Gazali sempat terdaftar dalam susunan kepanitiaan.

Pada susunan versi terbaru, nama Arif dan Arie tak lagi dicantumkan. Adapun nama Effendi tetap ditulis dengan catatan masih dalam konfirmasi.

(dhf/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER