Seng yang mengelilingi Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, dinilai mengganggu pemandangan di lokasi. Menurut salah satu pengunjung, Yolanda (26), asal Condet, Jakarta Timur, seng di sekelilin Tebet Eco Park memberikan kesan taman itu belum dibuka untuk umum.
Padahal, Tebet Eco Park sudah diresmikan sejak April 2022. Sempat ditutup sementara pada pertengahan Juni, tetapi sudah dibuka lagi untuk publik sejak 15 Agustus.
"Masih bikin jelek, mengganggu. Harapannya biar cepat dibuka saja. Biar kelihatan dari jalan kan bagus tuh. Kalau tadi juga kirain kayak masih tutup deh, soalnya masih ada seng-sengnya. Ternyata kan udah buka," kata Yolanda saat ditemui CNNIndonesia.com, Selasa (16/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Leni (38), warga asal Tebet, Jakarta Selatan, juga menyebut seng yang memutari taman ini tidak estetis. Padahal, kata dia, taman dan fasilitas di dalam Tebet Eco Park sudah bagus.
"Dari segi estetika di dalam kan sudah bagus ya," tuturnya.
Hal serupa disampaikan Aldi (22) asal Rawamangun, Jakarta Timur. Menurutnya, keberadaan seng di sekeliling Tebet Eco Park kurang pas dengan slogan taman tersebut yang berbunyi 'Connecting People with Nature'.
"Walaupun dalamnya bagus, tapi kalau enggak kelihatan dari luar juga jadi agak sia-sia juga," kata dia.
Selain itu, Adi menyoroti lokasi parkiran yang jauh dari lokasi taman. Menurutnya, hal itu membuat pengunjung mesti berjalan cukup jauh dari parkiran ke pintu masuk.
Dewanti (50) asal Menteng Dalam, Jakarta Selatan, berharap seng di sekeliling taman segera dibuka agar pemandangan lebih baik. Selain itu, dia mengeluhkan soal jarak bangku yang tersedia di dalam Tebet Eco Park masih sedikit.
"Harapannya dibuka biar terang pemandangannya. Sama tempat duduk kurang banyak ya. Kita jalan-jalan harus agak jauh karena jarak antar bangkunya juga jauh," katanya.
CNNIndonesia.com telah menghungi Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati lewat pesan singkat dan telepon. Namun, ia belum merespons hingga berita ini dinaikkan.
(pop/tsa)