Kisah Anak Rimba Kibarkan Merah Putih di TN Bukit Duabelas

CNN Indonesia
Kamis, 18 Agu 2022 05:00 WIB
Gema peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 RI pada 2022 ini juga terasa sampai ke pedalaman seperti yang dilakukan Orang Rimba atau Suku Anak Dalam.
Anak Orang Rimba membawa air untuk keperluan minum di tempat hunian sementara mereka di lahan perkebunan kelapa sawit warga, Pamenang, Merangin, Jambi. ( ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Dalam waktu hanya 30 tahun, ruang hidup mereka berubah. Mereka yang dulunya sepenuhnya menggantungkan hidup dan hutan, ketika hutannya berubah di situ muncul persoalan, mereka belum siap dengan perubahan yang drastis itu, perlu bantuan semua pihak untuk mereka mampu berakselerasi dengan perubahan.

"Salah satunya melalui pendidikan," kata Diva.

Ia menyatakan 10 tahun lalu, pendidikan masih belum merata menyentuh Orang Rimba, dengan berbagai keterbatasan, akses, tenaga pendidik dan pola hidup mempengaruhi pencapaian pendidikan di orang rimba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semangat mereka untuk menyekolahkan anaknya juga masih turun naik. Ketika melangun atau berpindah tempat karena kematian anak-anak yang bersekolah bisa terhenti.

Mereka hanya bisa ikut sekolah alternatif yang diselenggarakan Warsi dengan materi baca tulis dan hitung sedangkan sekolah formal boleh disebut putus sambung.

Beruntung beberapa institusi penting di negeri kita, seperti TNI dan Polri memberi ruang inklusi untuk Orang Rimba seperti pada 2017 lalu, satu anak rimba atas nama Budi resmi menjadi anggota TNI, kemudian pada 2021 lalu, tiga anak rimba, Jeni, Perbal dan Seri direkrut menjadi anggota Polri. Kini mereka ditugaskan sebagai polisi rimba.

"Dengan capaian-capaian ini memacu semangat orang rimba lainnya untuk turut bersekolah," kata Diva.

Perbal misalnya mengawali pendidikannya di dalam rimba. Belajar baca tulis dan hitung dengan fasilitator pendidikan Warsi.

Melihat semangat dan keinginan besarnya, Perbal dijembatani ke sekolah formal. Dari sinilah kemudahan itu datang, ia diterima sebagai siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jambi.

Begitu juga dengan Jeni, meski secara tempat hidup berdekatan dengan kelompok masyarakat lain, mereka masih enggan untuk sekolah. Untuk itu, fasilitator Warsi waktu itu Prio Uji Sukmawan, berjuang keras supaya Orang Rimba bisa diterima di sekolah formal.

Anak-anak rimbanya juga didampingi supaya mereka bisa diterima masyarakat umum. Beruntung Jeni dan kawan-kawannya semangat belajar hingga taman SMK dan lanjut menjadi siswa SPN.

"Adanya contoh baik anak-anak rimba yang tamat sekolah dan kemudian menggapai cita-citanya ini, memberikan semangat bagi anak rimba lainnya untuk juga bisa sekolah," kata Diva.

Sementara itu Mluring salah satu Orang Rimba, berharap generasi mereka bisa makin pintar dan meraih cita-citanya.

"Cita-cita anak Orang Rimba sekarang mau berjuang mencari pengalaman pendidikan yang bagus karena cita-cita mereka berbeda-beda, ada juga yang mau jadi tentara, polisi, ada juga yang ingin menjadi guru kemudian mendidik anak-anak di sekitar mereka," kata Mluring.

Orang Rimba perlu mencari pendidikan yang layak karena hutan mereka semakin tipis mereka punya keinginan sekolah tinggi dan menjadi pimpinan di pemerintahan dan bisa untuk mewujudkan cita-cita menjaga hutan mereka sendiri.

(antara/isn)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER