Ketum PPP Suharso Monoarfa Minta Maaf Soal 'Amplop Kiai dan Korupsi'
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa meminta maaf atas polemik yang timbul karena pidatonya mengenai 'amplop kiai dan korupsi'.
Suharso mengaku dia tak bermaksud menghina ulama. Dia mengatakan pidato itu ia sampaikan merespons wanti-wanti dari Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau secara internal, sudah dijelaskan di beberapa kesempatan. Saya juga bahkan sudah menyatakan permohonan maaf saya, mungkin cara memberi contohnya enggak pas," kata Suharso di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (25/8).
Suharso menjelaskan pidato itu bertujuan mengingatkan PPP untuk tak berorientasi kepada uang dalam berpolitik. Dia tak ingin lagi ada kader PPP yang ditangkap KPK, seperti dua ketua umum sebelumnya.
Dia pun mengaku sudah bersilaturahmi dengan sejumlah ulama untuk menjelaskan pernyataannya tersebut. Salah satu tokoh yang telah ditemuinya adalah Wakil Ketua Majelis Syariah PPP Afifuddin.
"Beliau menanggapi dengan baik dan senang sekali dengan penjelasan saya. Awalnya, beliau suuzan, tetapi setelah mendengarkan penjelasan saya, beliau mengatakan lega dan dapat menerima penjelasan saya," ujarnya.
Suharso berpendapat protes masyarakat dan kader PPP terhadap pidato itu terjadi karena salah paham. Malah, dia balik menuding ada pihak yang memotong sebagian saja dari pidatonya tersebut lalu diviralkan.
"Kemudian pidato saya dipotong sedemikian rupa, keluar dari konteks, diviralkan. Itu yang tidak fair menurut saya," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa jadi sasaran kritik karena pidato mengenai amplop kiai. Pidato itu disampaikan saat ia menghadiri acara bersama KPK.
Tiga majelis PPP pun melayangkan surat untuk memprotes pidato tersebut. Mereka juga menuntut Suharso mundur dari jabatan ketua umum partai berlambang Ka'bah tersebut.