Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan 65,5 persen warga Indonesia ingin motif pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J diungkap.
Hasil itu diperoleh Indikator Politik Indonesia dengan melakukan wawancara melalui kontak telepon terhadap 1.229 responden melalui metode random digit dialing (RDD) pada 11-17 Agustus. Margin of error dalam survei ini diperkirakan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Mayoritas warga menginginkan motif pembunuhan terhadap Brigadir J segera diungkap kepada khalayak sebesar 65,6 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi secara daring, Kamis (25/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burhan berkata sekitar 29-30 persen dari responden menilai motif pembunuhan tidak harus diungkap oleh kepolisian. Mereka tak masalah jika motif itu baru dibuka di persidangan.
"Demi menjaga perasaan seluruh pihak yang terkait dalam kasus tersebut," kata dia melanjutkan alasan dari para responden.
Dalam survei yang sama, kata Burhan, mayoritas responden percaya pada Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam menuntaskan kasus tersebut. Bahkan, lanjutnya, mereka lebih percaya kepada Kapolri, dibanding Polri secara institusi.
"Trust terhadap kepolisian 54 persen, tapi terhadap Pak Kapolri 65 persen. Ada gap di situ. Jadi, di situ dia lebih percaya kepada Pak Kapolri sebagai person dibanding institusi Polrinya," ucap dia.
Diketahui, kepolisian telah menetapkan lima tersangka pembunuhan Brigadir J. Kelima tersangka itu yakni Sambo, Putri, RR, RE dan KK. Kelimanya dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana.
Sambo mengaku sebagai aktor utama dalam pembunuhan berencana tersebut. Pada hari ini, ia juga menjalani sidang kode etik di Gedung TNCC Mabes Polri.
Namun demikian, belum dipaparkan secara resmi dan terbuka dari kepolisian terkait motif pasti dari pembunuhan tersebut.
(isn)