Kementerian Kesehatan menyatakan hasil pemeriksaan laboratorium suspek cacar monyet atau Monkeypox di Lamongan, Jawa Timur, dinyatakan negatif. Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR).
Pasien suspek di Lamongan itu sebelumnya dilaporkan mengalami gejala cacar monyet. Namun setelah melalui pemeriksaan, warga tersebut terinfeksi varicella alias cacar air.
"Sudah negatif suspek cacar monyet yang di Lamongan," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu kepada CNNIndonesia.com, Kamis (1/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maxi menyebut saat ini masih ada empat suspek yang menunggu hasil pemeriksaan laboratorium, antara lain tiga di DKI Jakarta dan satu di Kepulauan Riau. Sementara kasus discarded atau suspek yang dinyatakan negatif cacar monyet berjumlah 41 orang.
Puluhan orang itu berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Riau, Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Maxi lalu mewanti-wanti seluruh masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan secara disiplin.
Ia juga meminta warga yang mengalami gejala cacar monyet agar segera melapor dan memeriksakan diri di fasilitas kesehatan terdekat agar dapat mendapatkan diagnosis serta mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Ia mengungkapkan lima gejala yang paling banyak ditemukan dari pasien cacar monyet yaitu demam atau panas, kelainan pada kulit, bintik-bintik merah, vesikel berisi cairan atau nanah, dan yang paling khas pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan selangkangan.
"Masyarakat harus segera melapor ke petugas kesehatan apabila memiliki gejala-gejala awal Monkeypox," ujarnya.