Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid berencana membawa pulang Prasasti Pucangan. Prasasti era Raja Airlangga itu kini berada di Indian Museum, Kolkata.
"Pagi ini saya akan bertemu Kementerian Kebudayaan India untuk membicarakan kemungkinan membawanya ke Indonesia. Semoga saja," kata Hilmar dalam akun instagram-nya, dikutip Jumat (2/9).
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hilmar mengatakan prasasti yang berisi informasi tentang silsilah Raja Airlanggga itu kini teronggok di gudang dan tidak mendapat perhatian dari Indian Museum di Kolkata.
"Prasasti ini dibawa oleh Inggris untuk menjadi koleksi Royal Asiatic Society, yang sekarang menjadi Indian Museum, di Kolkata. Untuk waktu cukup lama teronggok di gudang dan kurang mendapat perhatian," katanya.
Mengutip website resmi Kemendikbud, Prasasti Pucangan diketahui dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Airlangga. Prasasti ini memakai dua bahasa yaitu bahasa Sansekerta dan bahasa Jawa Kuno.
Pada sisi prasasti berbahasa Sansekerta berangka tahun 1037 Masehi, berisi tentang pengangkatan Airlangga sebagai raja, kemenangan atas musuh-musuhnya dan mengenai pendirian bangunan suci di Gunung Pugawat.
Sedangkan sisi prasasti yang berbahasa Jawa Kuno berangka tahun 1041 Masehi. Berisi tentang peresmian daerah Pucangan, Barahem, dan Bapuri sebagai tanah perdikan bagi pertapaan di Gunung Pugawat.