Sejumlah massa yang mengatasnamakan diri dari Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan kompleks parlemen, Jakarta Pusat, Senin (5/9).
Dalam aksi yang mendapat pengawalan aparat kepolisian itu, massa sempat menyinggung kasus pembunuhan berencana yang menyeret mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Bapak lebih baik mengurusi kasus Ferdy Sambo aja," kata salah satu massa aksi kepada polisi yang mengawal aksi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aksi sempat diwarnai ketegangan antara massa dengan polisi. Namun, ketegangan tak sampai memanas setelah polisi tak menggubris pancingan massa.
Dalam aksinya tersebut, massa sempat beberapa kali meneriakkan revolusi dan membuat suasana sempat kembali memanas. Namun, aksi akhirnya membubarkan diri menjelang petang dan suasana dapat dikendalikan.
Dalam aksinya, massa HMI menolak keputusan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Dia menilai keputusan tersebut hanya akan menyusahkan masyarakat.
Tertulis di spanduk atau poster yang dibawa massa aksi seperti "Lawan BBM naik" atau "BBM naik rakyat sengsara".
Aksi serupa diketahui juga digelar di beberapa tempat lain. Ratusan massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Barat.
Aksi sempat diwarnai kericuhan. Massa berhasil menjebol kawat berduri yang dipasang polisi untuk menyekat aksi menuju Istana Negara.
Pemerintah diketahui resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada Sabtu (3/9) siang. Rinciannya, harga pertalite naik dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan pertamax dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.