Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa meminta seluruh pesawat TNI dievaluasi agar tak terjadi lagi kecelakaan pesawat seperti jatuhnya pesawat latih TNI Angkatan Laut jenis Bonanza G-36 T-2503 di Selat Madura pada 7 September lalu.
Bonanza G-36 jatuh saat konvoi KRI melaksanakan latihan antiserangan udara. Pilot dan co-pilot tewas dan masih terikat sabuk pengaman saat pesawat ditemukan di kedalaman laut 14 meter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Evaluasi harus untuk meminimalkan semaksimal mungkin kecelakaan," ucap Andika di Naval Expo 2022, Jakarta, diberitakan Antara, Minggu (11/9).
Dia bilang TNI akan bekerja sama dengan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) untuk menginvestigasi kecelakaan pesawat agar transparan.
"Kami akan transparan. Sejak insiden jatuhnya pesawat T-50i Angkatan Udara (AU) yang lalu, belum lama di sekitar Iswahjudi Madiun dan sekarang juga, pesawat Bonanza, kami melibatkan KNKT supaya juga transparan," kata Andika.
Dua hari setelah kecelakaan Bonanza G-36, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Yudo Margono bilang pihaknya akan melibatkan KNKT untuk investigasi.
"Dengan badan pesawat yang telah ditemukan, kami bentuk tim dan melibatkan KNKT," ujar Yudo saat menghadiri pemakaman Kapten Laut (Anumerta) Judistira Eka Permady dan co-pilot Letnan Satu Laut (Anumerta) Dendy Kresna Bhakti di Sidoarjo.
Yudo juga bilang seluruh pesawat latih Bonanza G-36 T-2503 tak lagi dioperasikan sampai investigasi itu dilakukan.
(fea)