Mabes AD: KSAD Dudung Imbau Prajurit Tak Berlebihan Respons Effendi

CNN Indonesia
Rabu, 14 Sep 2022 16:56 WIB
Kadispen TNI AD mengatakan KSAD Dudung menyadari pernyataan Effendi Simbolon adalah sikap individu yang tak mewakili institusi DPR.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman memperkenalkan seragam baru TNI AD di Mabes AD, Jakarta, pada awal Maret lalu. (CNN Indonesia/ Yogi Anugrah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman disebut telah mengimbau prajurit untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap pernyataan Anggota DPR RI Effendi Simbolon.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Kolonel Arh Hamim Tohari menyatakan Dudung juga menyadari bahwa pernyataan Effendi tidak mewakili institusi DPR.

"Kepala Staf Angkatan Darat menyadari sepenuhnya bahwa itu bukanlah tindakan yang mewakili institusi DPR atau partai politik, melainkan sikap individu seseorang. Oleh karenanya, secara internal Kepala Staf Angkatan Darat juga menghimbau para prajurit untuk tidak bereaksi berlebihan," kata Hamim dalam keterangannya, Rabu (14/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan telah disampaikan permohonan maaf oleh Effendi, Dudung disebut telah meminta peristiwa tersebut dijadikan pembelajaran dalam berucap dan bersikap.

Ia juga mengimbau semua pihak saling menghormati dan menghargai agar komitmen bersama untuk bersinergi demi NKRI tidak ternodai.

"Kita harus segera melupakan perbedaan yang terjadi dan melangkah bersama-sama membangun negara dan bangsa dalam soliditas yang kuat," kata Hamim membahanakan imbauan Dudung.

Sebelumnya, pernyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang menyinggung TNI seperti gerombolan menuai kecaman dari prajurit.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPR RI dengan Kemenhan dan TNI, Senayan, Jakarta, Senin (5/9). Effendi awalnya menyoroti ketidakhadiran Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

Effendi mengaku ingin mendapat penjelasan dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan KSAD Jenderal Dudung Abdurachman. Menurutnya ada ketidakharmonisan antara dua jenderal bintang empat itu.

"Kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, insubordinary, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih lebih Ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," kata Effendi kala itu.

Hari ini, Rabu, Effendi telah meminta maaf atas pernyataan itu. Ia menyatakan juga telah bertemu Panglima TNI terkait polemik pernyataan itu.

Meskipun demikian proses aduan yang telah disampaikan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR tetap berproses sejauh ini. Wakil Ketua MKD Habiburokhman mengatakan pihaknya akan memanggil Dudung untuk mengklarifikasi terkait reaksi keras sejumlah prajurit dari berbagai tingkatan pangkat di daerah atas pernyataan Effendi.

Pasalnya, diakui Habib, sejumlah anggota dewan tak terima dengan video viral sejumlah prajurit TNI AD mengancam dan mengintimidasi anggota Effendi terkait pernyataan dalam rapat Komisi I DPR dengan Panglima TNI.

Habib mengaku telah banyak menerima keluhan dari anggota DPR atas video yang dinilai berisi intimidasi terhadap Effendi.

Keluhan itu disampaikan para wakil rakyat itu lewat beberapa grup WhatsApp. Menurut Habib, mereka mempertanyakan alasan anggota TNI mengancam dan mengintimidasi Effendi.

"Saya kan ada di AKD (alat kelengkapan dewan), ada dua AKD, di masing-masing AKD menanyakan itu ini bagaimana sikap MKD, kok DPR diintimidasi seperti ini," kata Habib di kompleks parlemen, Rabu.

(yoa/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER